RADARSEMARANG.COM, Tutor sebaya atau peer teaching merupakan strategi pembelajaran kooperatif yang menempatkan peserta didik dengan kemampuan lebih tinggi untuk menggantikan fungsi guru dalam menyajikan suatu proses belajar mengajar (tutor) kapada peserta didik lainnya.
Pembelajaran dengan metode ini disebut juga pembelajaran mandiri. Semua proses pembelajaran sepenuhnya dilakukan oleh peserta didik dan untuk peserta didik.
Peran guru hanya menyediakan fasilitas untuk memudahkan proses pembelajaran dengan menyiapkan materi dan pembentukan kelompok–kelompok kecil (fasilitator), mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung, menjadi penengah atau memberikan campur tangan hanya ketika dibutuhkan saja (mediator), dan mengumpulkan berbagai informasi dalam proses pembelajaran sebagai bahan evaluasi dan perbaikan (evaluator).
Langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode tutor sebaya adalah sebagai berikut: pertama, tahap persiapan. Guru menentukan materi dan memilahnya kedalam sub-sub (segmen) sesuai dengan tingkat kompetensi yang dimiliki peserta didik yang memungkinkan untuk dipelajari secara mandiri.
Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan peserta didik dengan kemampuan tinggi, sedang dan kurang (kelompok heterogen).
Guru menempatkan peserta didik dengan kemampuan tinggi sebagai tutor sebaya dalam kelompok mereka. Guru memberikan penjelasan hal hal yang harus dikerjakan peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung.
Kedua, tahap pelaksanaan. Guru menyampaikan materi pembelajaran. Guru meminta peserta didik untuk mempelajari dan mendiskusikan materi yang diberikan dalam kelompok mereka.
Tutor sebaya menanyakan setiap kesulitan yang dialami setiap anggota kelompok dan membantu untuk menyelesaikannya. Guru mengamati berlangsungnya proses pembelajaran dengan berkeliling pada setiap kelompok yang ada.
Jika ada kesulitan yang tidak bisa dipecahkan dalam kelompok tertentu, guru bisa membantu untuk menjelaskannya.
Ketiga, tahap evaluasi. Sebelum pembelajan berakhir, guru melakukan evaluasi dengan memberikan soal soal untuk dikerjakan secara mandiri.
Dari hasil pengerjaan soal yang dilakukan peserta didik, guru dapat mengetahui sejauh mana target komepetensi yang diharapkan dapat dicapai sekaligus dapat melihat tingkat persentase pencapaian ketuntasan yang diperoleh.
Berdasarkan pengalaman penulis saat menerapkan model pembelajaran tutor sebaya pada mata pelajaran Bahasa Inggris KD1 Penawaran Jasa kelas XII MIPA di SMA Negeri 8 Purworejo, ternyata metode pembelajaran tutor sebaya ini mampu memberikan rasa nyaman pada peserta didik.
Proses pembelajaran dilakukan secara mandiri oleh peserta didik. Setiap peserta didik lebih mudah memahami bahasa teman mereka. Mereka saling menyampaikan pendapat atau menanyakan apapun tanpa rasa sungkan, takut ataupun malu.
Setiap anggota kelompok diminta untuk mempelajari dan berdiskusi tentang materi yang diajarkan sebelum tutor menanyakan kepada masing-masing anggota kelompoknya tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
Di sini setiap peserta didik termotivasi untuk menguasai materi pelajaran secara optimal, dan secara otomatis mereka dengan senang hati akan terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pembelajaran.
Kondisi ini tentunya akan memudahkan peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang ditemukan.
Kondisi ini membuat pemahaman dan penguasaaan kompetensi pada setiap peserta didik meningkat secara merata (hasil belajar).
Ketika guru mengamati jalannya proses pembelajaran yang sedang dilakukan oleh peserta didik, kesempatan ini bisa dimanfaatkan guru untuk melakukan penilaian secara langsung, khususnya pada dimensi sikap. (*/aro)
Guru Bahasa Inggris SMA Negeri 8 Purworejo