RADARSEMARANG.COM, RENDAHNYA pemahaman materi Alquran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) menuntut guru untuk melakukan inovasi. Salah satunya dengan mempelajari mufrodat. Yakni mengenal kosakata dari ayat Al-Quran yang dipelajari.
Mempelajari mufrodat pada materi Alquran itu penting. Sebab dengan menguasai kosakata membantu siswa dalam memahami isi yang terkandung dalam ayat Al-Quran. Selain itu sedikit demi sedikit siswa belajar memahami bahasa Arab. Keuntungan lainnya, mempelajari mufrodat membantu siswa menghafalkan ayat maupun surat dalam Alquran dengan mudah.
Kebanyakan, siswa kesulitan untuk mempelajari mufrodat karena saat proses pembelajaran. Dimana guru hanya menggunakan metode ceramah saja. Jadi terkesan monoton dan tidak variatif. Hasilnya, siswa jenuh dan cenderung pasif.
Makanya guru harus kreatif. Yakni dengan memberikan motivasi semangat kepada siswa dalam belajar mufrodat. Caranya, dengan menerapkan model pembelajaran aktif yang membuat suasana kelas menjadi hidup.
Salah satu cara mudah mempelajari mufrodat adalah menggunakan model pembelajaran make a match. Yakni model pembelajaran yang dikemas dalam bentuk permainan dengan mencocokkan antara pertanyaan dengan jawaban dalam permainan kartu. Dalam pembelajaran ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator saja.
Model pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Lorna Curran. Model ini juga bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkat kelas—(Miftahul Huda, 2013, hal:135). Tujuannya memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling memberikan ide-ide mereka kepada pasangannya.
Langkah-langkah dalam menggunakan model pembelajaran make a match dilaksanakan dengan terlebih dahulu guru membuat dua jenis kartu. Yakni kartu yang berisi pertanyaan dan kartu lainnya berisi jawaban.
Selanjutnya guru siswa menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah pemegang kartu pertanyaan. Kelompok kedua, memegang kartu jawaban. Dan kelompok ketiga sebagai penilai. Masing-masing siswa kemudian mencari pasangan kartu yang dibawanya untuk dicocokkan. Sehingga sesuai antara kartu jawaban dengan kartu pertanyaan.
Siswa yang telah berhasil mendapatkan pasangan (jawaban dan pertanyaan), lalu memberikan kepada kelompok penilai. Kelompok ini kemudian membacakan apakah pertanyaan- jawaban sesuai dan cocok (match) atau tidak.
Model pembelajaran make a match memberi kelebihan bagi siswa. Di antaranya siswa mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan. Selain itu materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik. Sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran ini juga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga mencapai taraf ketuntasan belajar—(Tarmizi Ramadhan, 2016, hal:23).
Pengalaman penulis, model pembelajaran make a match ini dapat meningkatkan pemahaman siswa SMK Negeri 1 Magelang. Khususnya tentang mufrodat dalam Al-Qur’an. Penggunaan model make a match dalam pembelajaran PAI berdampak pada peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa dan meningkatnya semangat, keaktifan, dan kreatifitas siswa. (ps2/bud)
Guru SMK Negeri 1 Magelang