RADARSEMARANG.COM, Matematika mempunyai peranan besar dalam memberikan berbagai kemampuan kepada murid untuk keperluan penataan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Praktik matematika dalam kehidupan sehari-hari antara lain pemecahan masalah ketika melakukan jual beli, mengukur, memperkirakan, dan melihat waktu. Kecakapan tersebut saat ini lebih dikenal dengan numerasi.
Numerasi mencakup keterampilan mengaplikasikan konsep dan kaidah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Han (2017:3) numerasi memiliki pengetahuan dan kecakapan di antaranya menggunakan angka dan simbol yang berkaitan dengan matematika dalam memecahkan masalah sehari-hari. Dan menelaah informasi yang ditampilkan untuk mengambil keputusan.
Kemampuan siswa pada pengenalan konsep perkalian dan pembagian sederhana masih sangat rendah. Siswa kesulitan memahami konsep perkalian dan pembagian dan menerapkan dalam pemecahan masalah sederhana yang disampaikan guru.
Hal tersebut tampak pada hasil ulangan muatan pelajaran matematika. Dari 28 siswa terdapat 50 % siswa berada di bawah KKM.
Penyebab utama rendahnya keterampilan numerasi perkalian dan pembagian terletak pada proses pembelajaran itu sendiri. Guru masih menggunakan metode klasikal dalam pembelajaran matematika dengan metode ceramah, menyalin contoh soal dan menyuruh siswa untuk mengikuti apa yang disampaikan guru. Sehingga siswa sulit untuk memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan menyebabkan siswa tidak merasa termotivasi untuk belajar.
Rendahnya motivasi belajar siswa dalam menerima pelajaran ditandai dengan siswa pasif dalam proses pembelajaran. Kurang memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan di kelas.
Melihat kondisi tersebut penulis perlu mengupayakan perbaikan pembelajaran untuk mengatasi masalah tersebut. Perbaikan pembelajaran yang menjadi pilihan penulis adalah pembelajaran realistic mathematics education (RME).
Menurut Susanto (dalam Fitrah, 2016:92) pendapatan matematika realistik berorientasi pada siswa. Matematika adalah aktivitas manusia. Dan matematika harus dihubungkan secara nyata terhadap konteks kehidupan sehari-hari siswa ke pengalaman belajar yang berorientasi pada hal-hal riil.
Pembelajaran menggunakan matematika realistik dirancang berawal dari pemecahan masalah yang ada di sekitar siswa dan berbasis pada pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman matematika siswa.
Maka, dalam pembelajaran matematika perlu dikelola dengan memperhatikan konteks kehidupan sehari-hari. Misalnya pembelajaran matematika dilaksanakan menggunakan benda-benda yang berasal dari sekitar. Benda-benda di sekitar kehidupan siswa tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk mengawali pembahasan topik-topik matematika tertentu.
Langkah pembelajaran ini adalah pertama, memahami masalah kontekstual. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa menjadi kondusif. Kedua, menjelaskan masalah kontekstual.
Pada langkah ini guru menyampaikan dan menjelaskan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Ketiga, membandingkan dan mendiskusikan jawaban. Guru menyediakan waktu dan memberikan kesempatan untuk membandingkan jawaban soal secara berkelompok dengan kelompok lain. Keempat, menyimpulkan, guru membimbing siswa untuk mengambil kesimpulan.
Pelaksanaan pembelajaran muatan pelajaran matematika menggunakan pendekatan matematika realistik, guru telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri konsep matematika.
Baik melalui kegiatan diskusi kelompok maupun individu. Siswa akan mengerti dengan sendiri apa yang telah diajarkan dengan konstruksi yang telah dibangun sebelumnya. Guru berperan dalam membantu agar proses pengonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. (pf/lis)
Guru SDN Tegalrejo, Kec. Tegalrejo, Kabupaten Magelang