RADARSEMARANG.COM, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila atau yang biasa disebut dengan P5, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Kurikulum Merdeka. Sehingga bukan lagi sesuatu yang asing bagi satuan pendidikan.
Berdasarkan Permendikbudristek No. 56/M/2022, Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila merupakan kegiatan kokurikuler berbasis proyek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan standar kelulusan.
Salah satu dimensi profil pelajar Pancasila yang ditanamkan di sekolah adalah kreatif. Seorang siswa yang memiliki dimensi kreatif berarti mampu memodifikasi, menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak untuk mengatasi berbagai persoalan baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk lingkungan sekitarnya.
Menurut C. Sikzentmhalyi yang dikutip dari buku Seni Berfikir dan Bertindak Kreatif (Restia Ningrum, 2021:13), kreativitas adalah produk yang berkaitan dengan penemuan sesuatu atau memproduksi sesuatu yang baru, daripada akumulasi keterampilan atau berlatih pengetahuan dan mempelajari buku.
Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru berupa gagasan maupun karya nyata yang belum pernah ada, dalam bentuk baru maupun kombinasi dengan hal-hal tersedia (Saifuddin, 2016:186).
Rawsilton menjelaskan, berpikir kreatif juga disebut berpikir divergen atau lateral. Yaitu menghubungkan ide atau hal-hal yang sebelumnya tidak berhubungan. Untuk dapat berpikir kreatif dengan baik, perlu keberanian dan keyakinan pada diri sendiri (Saryanto, 2018).
Untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila diperlukan peran pendidik untuk menuntun, mengenali sekaligus sebagai panutan. Ketika seorang pendidik menjalankannya, maka akan lebih mudah bagi siswa melihat, mempelajari, dan mengikutinya.
Gelar karya P5 yang dilaksanakan di SD Negeri Mejing 2, Kecamatan Candimulyo pada semester 1 tahun pelajaran 2022/2023 bekerjasama dengan berbagai pihak diantaranya tim proyek gelar karya, guru dan tenaga kependidikan, siswa maupun orangtua dan memilih tema kearifan lokal.
Tema tersebut dipilih disesuaikan dengan keadaan lingkungan di sekitar tempat tinggal siswa. Kearifan lokal di sini yang dipilih berupa keragaman jenis makanan tradisional dan kesenian.
Makanan tradisional yang dipilih berasal dari bahan singkong. Siswa-siswa belajar tentang jenis-jenis singkong dan cara pengolahannya. Serta beragam hasil olahan makanan yang terbuat dari singkong.
Di antaranya ada gethuk, combro, sengkolon, jenang ataupun olahan lain seperti criping. Dalam pengolahan singkong tersebut bisa dengan cara direbus, dikukus ataupun digoreng.
Siswa diajari cara pengolahan singkong tersebut dari prosesnya sampai menjadi hasil produk makanan. Dengan bertambahnya wawasan tentang macam-macam olahan singkong dan cara pengolahannya tersebut, siswa diharapkan merasa tertantang dan mampu berinovasi menghasilkan produk baru yang berasal dari singkong.
Begitu juga dengan guru. Diharapkan bisa memberikan contoh tambahan wawasan tentang inovasi olahan singkong dari berbagai produk olahan makanan yang sudah ada.
Pada gelar karya P5 tersebut, siswa juga menampilkan berbagai macam kesenian yang berasal dari berbagai macam daerah. Di antaranya ada warok dari Wonosobo, gedruk dan topeng ireng dari Magelang, serta berbagai macam tampilan tari kreasi dan lagu tunggal.
Secara umum, dengan adanya gelar karya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dilaksanakan di SD Negeri Mejing 2, dapat menambah kreativitas siswa dan guru untuk memberikan tampilan dan hasil karya yang terbaik. (pf/lis)
Guru SDN Mejing 2, Kec. Candimulyo, Kabupaten Magelang