27.1 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Menggunakan Media Audiovisual

Oleh : Priyanto, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Dalam kegiatan pembelajaran sebagian besar hasil belajar siswa ditentukan oleh peranan guru. Dengan kata lain pembelajaran ditentukan oleh peranan guru dalam mengelola pembelajaran termasuk memfasilitasi pembelajaran dengan berbagai media dan strategi.

Hal ini, hasil belajar merupakan tolok ukur keberhasilan dalam belajar. Hasil belajar IPS di sekolah mempunyai tujuan sebagai berikut: pertama, untuk mendidik para siswa menjadi ahli ekonomi, politik, hukum, sosiologi dan pengetahuan sosial lainnya.

Kedua, untuk menumbuhkan warga negara yang baik. Ketiga, adalah kompromi dari pendapat pertama dan kedua yaitu organisasi bahan pelajaran harus dapat menampung tujuan para siswa yang akan meneruskan pendidikannya ke Universitas maupun yang akan terjun langsung ke masyarakat.

IPS adalah studi terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk mempromosikan kompetensi kewarganegaraan. Dalam program sekolah, IPS mengkoordinasi, mensistematiskan studi, menyediakan gambaran studi yang sistematis pada disiplin ilmu seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, psikologi, agama dan sosiologi, serta konten yang sesuai dari humaniora, matematika, dan ilmu-ilmu alam.

Model pembelajaran dapat berupa kerangka konseptual yang menggambarkan lingkungan pembelajaran yang meliputi aktivitas pembelajaran, sarana pembelajaran seperti buku mata pelajaran dan media dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

Model pembelajaran sangat membantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru dapat memilih model pembelajaran, misalnya model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran langsung (Directive Learning), model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), model pembelajaran Cooperative Learning. Dan model pembelajaran saintifik, model pembelajaran Quantum Teaching.

Penguatan proses pembelajaran Kurikulum 2013 memuat karakteristik penguatan menggunakan model pendekatan saintifik dan pembelajaran kontekstual melalui mengamati, menanya, mencoba, mengumpulkan dan mengasosiasikan, mengkomunikasikan serta mencipta.

Menggunakan komponen ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran tidak hanya pelajaran IPS saja. Menuntun siswa untuk mencari tahu (discovery learning), bukan diberi tahu.

Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berpikir logis, sistematis, dan kreatif. Keseimbangan antara sikap, keterampilan dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills dapat tercapai.

Dalam proses pembelajaran yang dilakukan seorang pendidik tidak akan melepaskan dari unsur suara, karena unsur ini bermanfaat dalam menjelaskan suatu konsep.

Unsur visual bermanfaat untuk menjelaskan berbagai konsep yang berhubungan dengan pancaindera penglihatan. Media audiovisual merupakan salah satu bentuk improvisasi multimedia yang digunakan secara luas dalam dunia pendidikan pada berbagai tingkatan.

Media audiovisual juga telah digunakan pada pendidikan dasar, menengah dan pendidikan di perguruan tinggi. Berbagai teknik dan motivasi dapat digunakan dalam pengembang bahan-bahan pengajaran.

Di antaranya adalah presentasi televisi atau film, humor, permainan yang menantang, dan gambargambar atau pencontohan orang yang telah mengalami dalam peristiwa. Media audiovisual dalam pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien jika digunakan dalam kontinuitas, meliputi kurun waktu satu semester.

Guru diharapkan mampu mengembangkan dan memahami berbagai media pembelajaran. Media audiovisual, merupakan salah satu diantara berbagai media yang harus dimengerti dan dikembangkan untuk pembelajaran di sekolah.

Menggunakan media audiovisual dalam pelajaran menambah kualitas dan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep materi IPS terpadu Kurikulum 2013. (igi2/lis)

Guru SMP Negeri 9 Salatiga


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya