RADARSEMARANG.COM, Pendidikan Islam merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa komponen penting yang saling berhubungan. Di antara komponen yang ada dalam sistem tersebut adalah metode.
Pengkajian terhadap metode memang menjadi bahan diskusi yang aktual dan menarik. Sebab, metode turut menentukan berhasil tidaknya proses pendidikan yang dilaksanakan dalam mencapai tujuan pendidikan. Untuk itu, metode mesti dikembangkan secara dinamis sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan zaman. (Salminawati, 2011)
Alquran adalah wahyu Allah yang di sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Alquran sebagai kitab Allah SWT menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam.
Sedangkan Hadits adalah sumber ajaran/ hukum Islam yang kedua setelah Alquran dan Hadits mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keberadaan Alquran, karena sebagian ayat Alquran memang merupakan ayat-ayat yang membutuhkan penjelasan dan perincian.
Dalam Alquran ada beberapa ayat yang terkait secara langsung tentang dorongan untuk memilih metode secara tepat dalam proses pembelajaran, di antaranya dalam surat An-Nahl ayat 125, yang Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. An-Nahl ayat: 125)
Saat ini, metode yang digunakan banyak guru dalam pembelajaran Alquran Hadits di kelas yaitu guru menggunakan metode pembelajaran langsung atau lebih dikenal dengan metode ceramah dan metode latihan.
Kekurangan dari pembelajaran langsung adalah siswa lebih banyak dijadikan sebagai objek, dan guru sebagai subjek. Sehingga tampak bahwa siswa kurang semangat dalam belajar. Hal inilah yang menjadi dasar melakukan perbaikan terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Jika hari ini guru kurang puas dengan proses pembelajaran, dia berusaha memperbaikinya untuk besok, begitu seterusnya. Ketidakpuasan guru dalam proses pembelajaran mencirikan adanya masalah. Masalah tersebut muncul dari lingkungan kelas.
Hal itu dirasakan sendiri oleh guru untuk diperbaiki. Bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, di mana guru lebih dominan akan diubah, dengan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa untuk lebih aktif. Salah satu metode yang banyak melibatkan siswa adalah metode Inquiry.
Pendekatan Inquiry merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. Pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam pemecahan masalah.
Siswa betul-betul ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pendekatan Inquiry adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar. (Ahmad Sabri, 2005).
Metode Inquiry Learning yang akan digunakan juga sangat cocok dengan materi hukum bacaan Idgham Bilaghunnah, Idgham Bighunnah dan Ikhfa. Di mana terlihat kurangnya pemahaman siswa teradap hukum bacaan Idgham Bilaghunnah, Idgham Bighunnah dan Ikhfa.
Ketika penulis bertanya kepada siswa bagaimana pemahaman mereka tentang hukum bacaan Idgham Bilaghunnah, Idgham Bighunnah dan Ikhfa, kebanyakan mereka tidak mengerti.
Metode Inquiry Learning meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Alquran Hadits materi hukum bacaan Idgham Bilaghunnah, Idgham Bigunnah dan Ikhfa. Sebelum diterapkannya metode pembelajaran Inquiry pada mata pelajaran Alquran dan Hadits di MTs Negeri 2 Demak, hasil belajar siswa masih banyak yang di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setelah diterapkannya model pembelajaran Inquiry, hasil belajar siswa menjadi meningkat.
Hal ini dibuktikan dengan antusiasme siswa dalam belajar Alquran Hadits, siswa terus termotivasi dalam belajar, sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik. (md3/aro)
Guru Alquran Hadits MTs Negeri 2 Demak