RADARSEMARANG.COM, Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia selama pandemi Covid-19 dengan cara pembelajaran jarak jauh (PJJ). Hal itu berimbas pada turunnya capaian belajar siswa. Learning loss menjadi salah satu dampak sosial negatif yang muncul.
Learning loss adalah hilangnya pengetahuan dan kemampuan siswa, baik secara spesifik atau umum, yang dipengaruhi berbagai faktor. Hal tersebut juga dialami siswa kelas 1 SDN Sucen, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang.
Anak kelas 1 sebagian besar belum lancar dalam membaca. Bahkan ada yang masih belum hafal huruf. Untuk mengatasi hal tersebut guru mencoba menggunakan kartu huruf untuk meningkatkan dalam membaca permulaan.
Membaca merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan sebuah informasi, memperoleh ilmu dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru.
Pada hakikatnya, aktivitas membaca terdiri dari dua bagian, yaitu membaca sebagai proses dan membaca sebagai produk. Membaca sebagai proses mengacu pada aktivitas fisik dan mental. Sedangkan membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari aktivitas yang dilakukan pada saat membaca (Puji Santosa dkk, 2005: 6.3).
Untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan dapat dilakukan dengan kartu huruf atau biasa disebut flash card. Kartu huruf merupakan salah satu alat bantu pembelajaran yang termasuk dalam katagori flash card (Salawati, J. B., & Suoth, L., 2020).
Pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru serta membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar (Ari Musodah, 2014).
Kartu huruf merupakan abjad-abjad yang dituliskan pada potongan-potongan suatu media baik karton, kertas maupun papan tulis atau tripleks. Potongan-potongan kartu huruf tersebut dapat dipindah-pindahkan sesuai keinginan pembuat suku kata, kata maupun kalimat.
Menurut Gabriela Rosalia Syatauw, Solehun & Nouval Rumaf (2020), kartu huruf adalah kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau tanda simbol yang mengingatkan atau mengarahkan peserta didik kepada suatu yang berhubungan dengan gambar. Penggunaan kartu huruf ini sangat menarik perhatian anak dan sangat mudah digunakan dalam pembelajaran membaca.
Langkah-langkah yang dijalankan dalam penggunaan kartu huruf sebagai berikut: pertama, guru menyapa peserta didik dan mengondisikan kelas agar siap untuk belajar. Kedua, salah satu peserta didik diminta memimpin doa.
Ketiga, sebagai pembuka pelajaran guru melakukan ice breaking untuk menghidupkan suasana kelas agar semangat (dengan bernyanyi dan meneriakkan yel-yel penyemangat). Keempat, guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan kegiatan belajar.
Kelima, setelah peserta didik siap melanjutkan pelajaran, guru mengingatkan kembali tentang kosakata yang berhubungan dengan tema yang diajarkan. Keenam, peserta didik menyebutkan kosakata yang mereka ingat dan guru menuliskannya di papan tulis. Kemudian peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok paling banyak 4 orang.
Guru menyiapkan kartu huruf. Masing-masing kelompok diberikan kartu yang mewakili kata-kata yang berhubungan dengan tema yang diajarkan. Setiap kelompok diberi waktu 10 menit untuk menyusun kartu menjadi kata yang berhubungan dengan tema yang diajarkan. Kelompok pemenangnya adalah yang berhasil menyusun kata paling cepat.
Kelebihan media kartu huruf dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya membaca dan penguasaan kosakata adalah mendorong minat dan motivasi peserta didik untuk belajar, kartu mudah dibawa-bawa. Juga mudah digunakan dan didapatkan. Selain itu, dapat dibuat sendiri sesuai kebutuhan. Menjadikan pembelajaran lebih aktif dan kreatif.
Adapun kelemahannya, perlu persiapan dan membutuhkan waktu yang relatif lama dalam pembuatan kartu. Anak menjadi bosan bila penggunaan teknik dan media pembelajaran tidak bervariasi, dan membutuhkan waktu yang agak lama dalam praktik penggunaan kartu. Pembelajaran menggunakan kartu huruf ini dapat meningkatkan kemampuan emmbaca permulaan siswa dengan baik. (pf/lis)
Guru SDN Sucen, Kec. Salam, Kabupaten Magelang