RADARSEMARANG.COM, Pendidikan adalah salah satu sarana yang berpengaruh besar dalam membentuk sumber daya manusia berkualitas. Ki Hajar Dewantara mengungkapkan pendidikan adalah tuntutan atau kewajiban di dalam hidup manusia, dari kanak-kanak sampai dewasa. Pengertian ini dimaksudkan bahwa pendidikan mampu menuntun segala kekuatan jati diri manusia.
Menurut Martinus Tukiran (2020:133) semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara, semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dapat memajukan dan mengharumkan negaranya.
Saat ini, sumber belajar tidak terpaku buku tetapi juga dari internet yang cepat dan mudah diperoleh. Namun, banyak siswa yang lebih senang bermain gadget daripada belajar. Hal tersebut juga terjadi di kelas 5 SDN Sucen, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang. Oleh karena itu guru mencoba menggunakan model pembelajaran take dan give.
Take and give secara bahasa mempunyai arti mengambil dan memberi. Maksudnya adalah dalam metode pembelajaran ini siswa mengambil dan memberi materi pelajaran pada siswa yang lainnya.
Menurut Istarani (2012), model take and give adalah rangkaian penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu pada siswa yang di dalam kartu itu sendiri ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal oleh siswa.
Kemudian siswa mencari pasangan masing-masing untuk bertukar pengetahuan yang ada padanya sesuai kartu yang ada pada dirinya dan ia terima melalui kawan pasangannya. Menurut Huda (2013), model pembelajaran take and give adalah pembelajaran yang didukung oleh penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu kepada peserta didik.
Di dalam kartu, ada catatan yang harus dikuasai dan dihafal masing-masing peserta didik. Peserta didik kemudian mencari pasangan masing-masing untuk bertukar pengetahuan sesuai apa yang didapatnya di kartu.
Lalu kegiatan pembelajaran diakhiri evaluasi peserta didik dengan menanyakan pengetahuan yang mereka miliki dan pengetahuan yang diterima pasangannya.
Kelebihan metode take and give yaitu siswa akan lebih cepat memahami penguasaan materi dan informasi karena mendapatkan informasi dari guru dan siswa yang lain. Dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan penguasaan siswa akan informasi.
Melatih siswa bekerja sama dan menghargai kemampuan orang lain. Meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab masing-masing siswa dibebani tanggung jawab atas kartu masing-masing.
Sedangkan kekurangannya bila informasi yang disampaikan siswa kurang tepat (salah) maka informasi yang diterima siswa lain pun akan kurang tepat. Tidak efektif dan terlalu bertele-tele.
Ketidaksesuaian skill antara siswa yang memiliki kemampuan akademik yang baik dan siswa yang kurang memiliki kemampuan akademik. Kecenderungan terjadinya free riders dalam setiap kelompok, utamanya siswa-siswa yang akrab satu sama lain.
Sintak metode take and give adalah guru mempersiapkan kartu yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Lalu mendesain kelas sebagaimana mestinya. Guru menjelaskan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
Untuk memantapkan penguasaan siswa, mereka diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari atau dihafal. Semua siswa berdiri dan mencari pasangan untuk saling memberi informasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu yang dipegangnya.
Demikian seterusnya hingga setiap siswa dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing. Untuk mengevaluasi keberhasilan siswa, guru memberikan pertanyaan yang tidak sesuai dengan kartu, guru menutup pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran ini disesuaikan dengan standar proses di dalam kelas sehingga akan lebih bermakna yang dapat meningkatkan keaaktifan dan hasil belajar siswa. Dengan metode pembelajaran take and give siswa aktif bekerja sama dalam kelompok tiap pasangannya.
Aktif mencari pasangan, dan melatih siswa untuk berfikir. Siswa tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran karena tidak hanya duduk mendengarkan saja tetapi juga melakukan aktivitas dalam pembelajaran. (pf/lis)
Guru SDN Sucen, Kecamatan salam, Kabupaten Magelang