26 C
Semarang
Sunday, 13 April 2025

Penanaman Nasionalisme di Era Globalisasi melalui P5

Oleh : Riyadi Fajarrokhman, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Globalisasi merupakan fenomena di mana batas-batas antarnegara menjadi hilang dan semua orang di dunia dapat terhubung baik dari segi budaya, pendidikan, ekonomi, dan lain sebagainya.

Hilangnya batas antarnegara menyebabkan mudahnya budaya dari luar untuk masuk ke suatu negara. Berbagai budaya asing dari luar masuk dengan mudah tanpa ada proses penyaringan.

Hal ini tentu memberikan dampak positif dan juga negatif. Masyarakat Indonesia dapat mengetahui serta mempelajari berbagai budaya yang berasal dari berbagai belahan dunia. Selain itu, masyarakat juga dapat mengikuti tren atau hal terbaru yang terjadi di negara lain.

Namun budaya-budaya dari luar yang masuk ke Indonesia ini nyatanya juga memberikan dampak negatif. Seperti mulai lunturnya nilai-nilai budaya lokal karena generasi muda yang lebih tertarik pada budaya asing.

Dampak negatif dari globalisasi menjadi tantangan tersendiri yang harus ditangkal dengan pengimplementasian nilai-nilai Pancasila, salah satunya dengan meningkatkan rasa cinta kepada tanah air. Cinta tanah air atau nasionalisme ini tidak hanya dilakukan dengan menggunakan berbagai produk dalam negeri, tetapi dengan mempelajari dan melestarikan budaya nasional.

Lestari (2019) menyatakan nasionalisme akan membuat generasi muda lebih siap menghadapi globalisasi dan mempertahankan identitas Indonesia di saat yang bersamaan.

Penanaman nasionalisme berfungsi supaya siswa tidak terseret budaya-budaya asing yang masuk tanpa ada proses penyaringan ke Indonesia. Nasionalime ini akan berguna bagi siswa untuk menerima budaya luar yang sesuai dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai budaya lokal.

Maka penting bagi siswa untuk meningkatkan nasionalismenya. Salah satu cara yang dilakukan adalah mengikuti kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di sekolah sebagai bagian dari pelaksanaan kurikulum merdeka.

SMA Negeri 1 Dukun juga melaksanakan kegiatan P5. Kegiatan dilaksanakan selama dua minggu pada Februari bagi siswa kelas X. Tema yang diusung dalam kegiatan P5 semester satu ini adalah kearifan lokal.

Masing-masing kelas melaksanakan kegiatan berdasarkan daftar yang sudah dibagikan. Di antaranya terdapat kelas yang membuat makanan tradisional seperti cenil dan klepon, ada kelas yang bermain permainan tradisional seperti gobak sodor. Selain itu ada yang melaksanakan tata cara prosesi pernikahan adat Surakarta.

Pelaksanaan P5 yang diusung dengan mengangkat kearifan lokal ini merupakan wadah yang tepat bagi siswa untuk lebih mengenal budaya-budaya di sekitar mereka. Para siswa akan belajar mengenai bagaimana proses pembuatan cenil dan juga klepon serta mampu mengeksplorasi bahan-bahan yang diperlukan, teknik yang digunakan, dan bagaimana mengolah makanan tradisional tersebut. Permainan tradisional yang diajarkan juga memberikan pengaruh dalam meningkatkan pendidikan karakter siswa yang nantinya akan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam permainan tradisional gobak sodor, siswa akan belajar bagaimana membangun kerja sama tim di mana dalam hal ini dibutuhkan juga kejujuran, kecerdasan, dan ketangguhan dari tiap-tiap siswa.

Prosesi pernikahan dengan adat Surakarta yang dilaksanakan mampu meningkatkan nasionalisme para siswa. Kegiatan ini untuk menjaga eksistensi adat istiadat dan mengenalkannya pada siswa sehingga nantinya tetap terjaga keasriannya.

Pelaksanaan P5 ini merupakan salah satu langkah untuk melestarikan budaya dalam meningkatkan rasa nasionalisme siswa. Budaya-budaya lokal yang dikenalkan ini diharapkan membuat siswa lebih peduli pada warisan budaya bangsa yang dimiliki. Selain itu, sebagai upaya membantu siswa supaya tidak terseret dampak negatif dari globalisasi.

Pengenalan budaya ini dapat meningkatkan nasionalisme siswa sehingga siswa terdorong untuk lebih mencintai produk dan budaya bangsanya sendiri. Selain itu, berguna dalam mempertahankan eksistensi budaya lokal dan membuat siswa bangga dengan budayanya. (uj2/lis)

Guru SMA Negeri 1 Dukun, Kabupaten Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya