30 C
Semarang
Tuesday, 15 April 2025

Pembelajaran IPS Menarik dengan Model TGT

Oleh : Dwi Sarjaka S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, DINAMIKA pendidikan dewasa ini ditandai dengan suatu pembaharuan dan transformasi pemikiran tentang hakekat pembelajaran sebagai suatu proses yang aktif, interaktif dan konstruktif.

Titik sentral setiap peristiwa pembelajaran terletak pada keberhasilan siswa dalam mengorganisasikan pengalamannya, mengembangkan berfikir dan mengimplementasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks pendidikan ilmu pengatahuan sosial (IPS), seharusnya proses pembelajaran menghasilkan siswa yang mampu berfikir kritis, analitis, dan kreatif.

Indikator keberhasilan IPS ditandai dengan bertambahnya pengetahuan, keterampilan, keaktifan dan perubahan perilaku siswa.

Sehingga kelak di kemudian hari siswa mampu mengatasi masalahnya sendiri dan dapat menjalin hubungan sinergis antara manusia dengan lingkungan alam dan sosial.

Kegagalan pendidikan IPS ditandai dengan rendahnya prestasi belajar siswa dan kurangnya minat siswa untuk mempelajari IPS. Hal ini dapat dibuktikan dengan keadaan riil ketika pelajaran IPS berlangsung.

Penggunaan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan masih mendominasi setiap pembelajaran IPS. Pengelolaan kelas masih teacher centered.

Guru sebagai sumber utama pengetahuan. Padahal dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan perkembangan arus globalisasi anggapan bahwa guru sebagai satu-satunya sumber informasi tidak mungkin lagi dipertahankan.

Bahkan sekolah sendiri tidak mungkin lagi menjadi satu-satunya informasi bagi siswa. Tindakan seperti ini menyebabkan siswa menjadi pasif.

Terlebih lagi ketika pada materi Indonesia dari Masa Kemerdekaan hingga Masa Reformasi. Materi yang cenderung bersifat hafalan membuat siswa cenderung kurang perhatian.

Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar dan kwalitas pendidikan, perbedaan individu perlu mendapat perhatian yang lebih serius.

Titik sentralnya tindakan guru pada proses pembelajaran. Salah satu tindakan guru dalam pembelajaran yang berorientasi pada sikap menghargai perbedaan individu adalah pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi alternatife untuk mencapai tujuan IPS yaitu berupaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, inkuiri, memecahkan masalah, ketrampilan sosial, meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetensi dalam mesyarakat yang majemuk (Diknas, 2000:5).

Model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.

Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Proses pembelajaran aktif melibatkan siswa dalam sebuah permainan secara kelompok. Siswa diberikan kartu soal yang harus dijawab secara individu, namun nilai diakumulasi secara kelompok.

Kelompok yang mendapat nilai tertinggi menjadi juara dalam tournament tersebut dan berhak mendapat hadiah. Hadiah yang diberikan mampu merangsang siswa untuk menjawab pertanyaan dengan benar.

Pembelajaran model TGT mampu meningkatkan hasil belajar siswa, siswa belajar dengan aktif dan nyaman dengan bermain dan bersaing.

Pembelajaran menggunakan model TGT bisa diterapkan dalam mata pelajaran lainnya. Perubahan tingkah laku siswa baik dalam aktivitas maupun hasil belajar siswa bisa ditingkatkan dengan mpdel TGT. (pai2/ida)

Guru IPS SMPN 1 Tulis, Kabupaten Batang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya