RADARSEMARANG.COM, Pada masa pandemi ini dengan pembelajaran jarak jauh, penulis membuat pembelajaran yang amat sederhana yang dikemas dengan pembelajaran Tega Toring.
Tega Toring artinya Teams Games Tournament Daring. Skenario pembelajarannya adalah kelas dibagi menjadi empat kelompok, kemudian guru memberi tugas kepada peserta didik yang tergabung dalam kelompok tersebut untuk membaca seluruh meteri sebelum pembelajaran di mulai.
Tujuannya, agar siswa sudah mempunyai bekal dengan materinya. Materi diberikan kepada siswa, dan siswa tinggal memberi judul sesuai dengan kelompoknya.
Teams Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan dan melibatkan seluruh peserta didik tanpa adanya perbedaan status (Sumantri, 2014).
Menurut Saco (Rusman 2014), model pembelajaran TGT adalah peserta didik memainkan permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka.
Permaianan tersebut dapat disusun oleh guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran sesuai dengan kempetensi dasar yang ada.
Pada pembelajaran matematika materi transformasi geometri di kelas IX F SMP Negeri 1 Kesesi, transformasi geometri dibagi menjadi empat bagian.
Yakni, refleksi (pencerminan), translasi (pergeseran), rotasi (perputaran) dan dilatasi ( perkalian). Pembagiannya kelompok satu membahas materi refleksi, kelompok kedua membahas materi, kelompok ketiga membahas materi rotasi, dan kelompok keempat membahas materi dilatsai.
Pada saat pembelajaran peserta didik berdiskusi, guru memantau untuk bisa masuk dalam grup kelompok secara bergantian.
Dengan cara ini guru bisa mengamati keaktifan peserta didik dan semangat peserta didik dalam memecahkan masalah. Presentasi siswa dikirim dalam bentuk tulisan yang berisi suara, tidak harus dengan membuat power point, yang penting bisa dibaca.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan materi dengan cara mencari informasi yang dilanjutkan dengan klarifikasi pada saat presentasi masing masing perwakilan kelompok, sekaligus dibahas dengan semua peserta didik dengan cara memaparkan hasil kerja kelompok di depan kelas.
Peran guru di sini adalah untuk memantapkan atau merevisi dan meluruskan kalau terjadi kesalahan. Guru merekam atau me-review untuk memantapkan siswa.
Setelah selesai pemaparan oleh masing masing kelompok dengan dipandu guru membuat kesimpulan, dilanjutkan dengan permaianan (tournament) yang diikuti semua kelompok.
Permainan ini dilakukan sekali dalam satu kali pertemuan dengan sembilan soal varian dengan harapan setiap kelompok mendapat giliran untuk menjawabnya.
Tingkat kesulitan soal dibuat yang mudah dan sedang dengan bobot nilai disesuaikan, dengan tujuan untuk memacu semangat belajar siswa.
Harapannya dengan model TGT ini peserta didik dapat menikmati pembelajaran yang menyenangkan, karena model pembelajarannya dikemas dalam bentuk permainan. Model pembelajaran ini dapat mengurangi kejenuhan siswa, karena telah lama melakukan pembelajaran jarak jauh.
Pada akhir kegiatan guru dapat mengarahkan siswa untuk dapat menyimpulkan hasil diskusi, dan dapat mengambil nilai dari setiap peserta didik.
Dari hasil kesimpulan siswa dan nilai kuis yang diberikan, ternyata pembelajaran matematika dengan metode TGT dapat meningkatkan pemahaman siswa serta meningkatkan motivasi belajar siswa Kelas IX F SMP Negeri 1 Kesesi, Kabupaten Pekalongan. (pai2/aro)
Guru Matematika SMP Negeri 1 Kesesi, Kabupaten Pekalongan