RADARSEMARANG.COM, Pandemi Covid-19 di Indonesia berdampak terhadap perubahan aktivitas proses belajar-mengajar. Sejak Maret aktivitas pembelajaran daring (online learning) menjadi sebuah pilihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 semakin meluas.
Sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara lansung antara guru dan siswa, tetapi dilakukan melalui online menggunakan jaringan internet.
Pemerintah pun membatasi pertemuan dengan protokol kesehatan yang ketat. Akibatnya, banyak tenaga pendidik gagap menghadapi perubahan drastis ini dengan tanpa persiapan.
Pada awal keputusan Menteri Pendidikan, penulis selaku pendidik melakukan kegiatan pembelajaran daring. Pembelajaran daring yang diterapkan bukan tidak memiliki kendala.
Banyak pendidik merasa kesulitan menghadapi situasi ini. Proses belajar mandiri pada siswa SD menjadi yang paling rentan terhadap kehilangan kesempatan belajar yang efektif.
Siswa juga mudah terdistraksi dan kehilangan konsentrasi belajarnya. Begitu juga yang penulis alami di SD Ngadirejo 01 Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, khususnya di kelas 5 yang penulis ampu. Proses belajar mengajar tidak dapat maksimal. Antusias anak dalam belajar juga menurun.
Beberapa permasalahan yang penulis hadapi saat pembelajaran daring antara lain: Tidak semua siswa memiliki perangkat pembelajaran (gawai), sinyal yang kurang mendukung, banyak orang tua yang kebanyakan buruh sehingga tidak dapat sepenuhnya membimbing putra putrinya saat kegiatan belajar.
Untuk mengatasi kendala tersebut penulis melakukan kegiatan home visit. Kegiatan home visit sudah disepakati oleh kepala sekolah beserta pengawas se-Kecamatan Reban dengan memperhatikan kondisi di lingkungan penulis yang masih terpantau aman dari penyebaran virus korona.
Home visit adalah satu teknik pengumpulan data dengan jalan mengunjungi rumah siswa untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa dan untuk melengkapi data siswa yang sudah ada yang diperoleh dengan tekhnik lain (WS.Winkel, 1995).
Pada kegiatan home visit kali ini yang dilakukan adalah mengunjungi rumah siswa untuk memberikan pembelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi siswa melalui kelompok.
Sebagai kegiatan pertama, penulis membuat kelompok belajar, Setiap kelompok terdiri atas 4-6 siswa, setiap kelompok belajar di rumah salah satu siswa yang sudah disepakati, belajar dimulai dari pukul 08.00-10.00.
Setiap kelompok mendapatkan waktu kurang lebih 30 menit untuk mendapatkan materi,dan pemberian tugas. Selanjutnya anak dapat menyelesaikan kegiatan di rumah masing-masing. Tetapi tidak lupa selama kegiatan berlangsung tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Home visit dapat menjadi salah satu alternatif untuk memperlancar kegiatan belajar mengajar. Para siswa dapat menangkap pembelajaran secara visual dan audio. Dengan kegiatan home visit, selain minat siswa lebih tinggi juga hasil dari pembelajaran akan lebih meningkat daripada kegiatan daring. (pai2/aro)
SD Negeri Ngadirejo 01 Kecamatan Reban, Kabupaten Batang