RADARSEMARANG.COM, PANDEMI Covid-19 belum berakhir. Segala aktivitas masih dibatasi. Begitu juga dalam dunia pendidikan. Kegiatan pembelajaran masih dilakukan secara jarak jauh (daring).
Hal ini menuntut guru untuk dapat mendesain pembelajaran yang tepat agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa.
Pemilihan media merupakan salah satu bagian dari desain pembelajaran yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Apalagi pada saat sekarang ini.
Di SMK Negeri 1 Jambu, pembelajaran secara daring menemui kesulitan pada saat mengajarkan materi sastra yaitu puisi.
Kesulitan tersebut ditemui pada saat siswa harus praktik membacakan puisi. Penilaian membaca puisi meliputi penghayatan/ekspresi, gerak (mimik, gesture dan pantomimic), artikulasi/pelafalan, dan intonasi. Aspek penilaian tersebut akan susah diukur jika seorang guru tidak berhadapan langsung dengan siswa/pembaca puisi.
Google Meet adalah sebuah layanan komunikasi video yang dikembangkan oleh Google. Pada Maret 2020, Google meluncurkan Meet ke akun Google pribadi secara gratis.
Panggilan Meet gratis hanya dapat memiliki satu host dan dapat menampung maksimal 100 peserta (sumber : wikipedia.org/wiki/Google_Meet). Pengguna Google Meet harus memiliki akun Google yang masih aktif.
Google Meet dapat diakses melalui gawai atau komputer. Layanan komunikasi ini sangat cocok digunakan pada saat pembelajaran membaca puisi di masa sekarang ini.
Penggunaan Google Meet pada pembelajaran membaca puisi diawali dengan membuka akun Google yang dimiliki. Guru dapat langsung membagikan link yang sudah dibuat kepada siswanya, kemudian mengizinkan siswa bergabung ke dalam rapat di Google Meet.
Selain itu, jika guru sudah mempunyai kelas di Google Classroom, guru dapat membuat link Meet unik untuk setiap kelas yang dapat digunakan guru dan siswa yang bergabung ke rapat video kelas.
Sebelum dapat menggunakan Meet untuk pertama kalinya di kelas, guru harus membuat link Meet. Hanya guru yang dapat membuat link Meet. Kemudian guru dapat membagikan link tersebut dan mengizinkan siswanya untuk bergabung dalam rapat yang ada.
Pada saat pembelajaran berlangsung, guru dapat meminta siswa mengaktifkan atau mematikan kamera dan suara dari perangkat masing-masing.
Hal ini disesuaikan dengan desain pembelajaran yang telah dibuat guru. Saat guru menyampaikan materi, hendaknya suara siswa dimatikan terlebih dahulu. Saat tanya jawab, siswa dapat mengaktifkan kembali suara dan kamera dari perangkat yang dmiliki.
Selanjutnya, saat kegiatan inti yaitu pembacaan puisi, guru dapat menampilkan dan menjelaskan kriteria penilaian terlebih dahulu.
Kemudian, secara bergantian siswa membacakan puisi yang telah ditentukan dengan mengaktifkan kamera pada masing-masing perangkatnya.
Untuk menghindari suara-suara yang masuk pada saat pembacaan puisi, maka guru minta siswa lain untuk mematikan suara pada perangkatnya masing-masing.
Setelah selesai pembacaan, guru dan siswa lain dapat memberikan umpan balik atau apresiasi terhadap pembacaan puisi yang telah dilakukan.
Pembacaan puisi menggunakan layanan Google Meet dirasa akan menambah kepercayaan diri siswa. Hal ini dikarenakan siswa tidak secara langsung bertatap muka dengan siswa lain ataupun dengan guru.
Gangguan-gangguan yang biasa dilontarkan siswa lain jika pembelajaran dilakukan secara langsung/tatap muka tidak akan terjadi, karena guru dapat mengatur suara dan kamera dari setiap siswa.
Selain itu, pemberian apresiasi secara langsung dari guru dan siswa setelah selesai pembacaan puisi juga dapat menumbuhkan rasa senang dari siswa.
Dengan demikian, siswa akan lebih berani mengungkapkan perasaannya melalui pembacaan puisi. Tentunya hal ini akan mempermudah siswa dalam belajar membacakan puisi. (fbs2/ida)
Guru SMK Negeri 1 Jambu, Kabupaten Semarang