RADARSEMARANG.COM, Permasalahan yang timbul di dunia pendidikan sangat beragam. Salah satu permasalahan yang timbulnya adalah rendahnya minat belajar peserta didik, seiring dengan berkembangnya teknologi. Mereka lebih tertarik dengan perkembangan teknologi.
Dari sisi dunia pendidikan, ditegaskan pada pasal 5 ayat 1 Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Oleh karena itu sebagai pendidik harus memiliki perencanaan yang baik dalam mendidik peserta didiknya. Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang luhur dan mulia.
Dikatakan luhur karena guru harus selalu menjaga tingkah lakunya untuk menjadi panutan bagi semua orang. Dikatakan mulia karena di tangan para guru masa depan peserta didik dan bangsa dipertaruhkan.
Pendidikan adalah investasi untuk masa depan. Melalui pendidikan, peserta didik belajar mengembangkan potensi meningkatkan pengetahuan dan membekali diri untuk kehidupan pada masa yang akan datang.
Mutu pendidikan yang masih belum maksimal mendapatkan perhatian agar peserta didik mampu bersaing di era globalisasi.
Untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik pada pembelajaran matematika dan menghilangkan persepsi siswa bahwa “matematika itu sulit”, maka seorang guru harus mengembangkan metode dan media pembelajaran yang beragam dalam setiap proses pembelajarannya.
Metode pembelajaran adalah cara-cara, prosedur, urutan langkah-langkah operasional yang digunakan guru dalam proses pembelajaran.
Merupakan implementasi dari rencana pembelajaran yang telah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis yang difokuskan pada pencapaian tujuan pembelajaran (Suranto, 2018).
Sedangkan media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk memperlancar kegiatan pembelajaran. Dengan adanya peningkatan metode dan media pada pembelajaran matematika, diharapkan meningkatnya prestasi belajar peserta didik pada pembelajaran matematika.
Proses pembelajaran yang diharapkan siswa salah satunya adalah menyampaikan materi atau penerapan materi dengan permainan.
Melibatkan semua siswa untuk aktif dalam permainan, saling bekerja sama sehingga lebih mudah mengingat materi pembelajaran. Permainan yang diberikan bisa dari kehidupan sehari-hari seperti permainan monopoli, ular tangga, domino, catur untuk materi transformasi dan lain sebagainya.
Adapun kelemahan dari proses pembelajaran dengan permainan ini yaitu, dibutuhkannya waktu yang lama. Karena di awal waktu siswa akan beradaptasi dengan permainan terlebih dahulu, setelah itu mereka asyik dengan permainan tersebut sehingga waktu yang telah selesai dihiraukan oleh mereka.
Kelebihan dari proses pembelajaran dengan permainan adalah membuat siswa senang, meningkatkan mood mereka di kelas, menghilangkan persepsi bahwa “matematika itu sulit”.
Sedangkan untuk pelaksanaan proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi, biasanya akan terkendala dengan sarana prasarana dan kebiasaan siswa dalam menggunakan aplikasi matematika.
Untuk penggunaan aplikasi geogebra dalam pembelajaran matematika akan mempermudah siswa dalam membuat grafik maupun menghitung nilai suatu fungsi, tetapi untuk soal ujian akan mempersulit mereka menghitung, maka harus diajarkan juga cara mengerjakan dengan prosesnya juga.
Pembelajaran yang beragam dan tidak selalu terfokus kepada guru saja akan menjadikan siswa yang aktif di kelas. Pembelajaran tidak menjadi membosankan.
Siswa menjadi terbiasa dengan perkembangan teknologi, karena selama ini siswa hanya terfokus dengan penggunaan sosial media pada gawai.
Penggunaan kertas pun akan menjadi berkurang, sesuai dengan program pemerintah menjadikan sekolah adiwiyata. Guru dipermudah dalam mengoreksi pekerjaan siswa dan merekap nilai siswa. (ds2/lis)
Guru Matematika SMP Negeri 3 Salatiga