26 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Tingkatkan Kompetensi Bioteknologi Melalui ‘KEDE’

Oleh : Windarti Yohanna, S.Pd. Guru SMP Negeri 6 Salatiga

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN kelas dengan hanya penyampaian materi hanya model ceramah saat ini sudah tidak relevan. Terlebih untuk pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk siswa SMP.

Apalagi, dengan Kurikulum 2013 tentu menuntut setiap pendidik untuk bisa memadukan model pembelajaran. Antara teori dan praktik. Jadi, tidak hanya ceramah dan latihan soal.

Tapi model pembelajaran dengan memadukannya dengan belajar berkelompok, berdiskusi dan praktik (eksperimen). Sehingga siswa belajar dengan menyenangkan dan memahami pelajaran dengan baik.

Model belajar terpadu dengan Kelompok, Diskusi dan Eksperimen (KEDE) tentu bisa membuat peserta didik bisa lebih memahami materi yang dipelajari. Terlebih untuk pembelajaran IPA tingkat SMP yang merupakan perpaduan materi seperti fisika, kimia dan biologi.

Pembelajaran IPA terpadu akan memberikan peserta didik pengalaman tersendiri. Terutama untuk memahami konsep dan teori. Sebab siswa belajar melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan hal yang telah dipelajarinya.

Pembelajaran IPA dengan cara KEDE Terpadu ini memiliki karakteristik pembelajaran berpusat pada peserta didik. Sebab pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan kepada peserta didik untuk bereksplorasi.

Dengan begitu, peserta didik merasa tertantang, tertarik dan senang belajar IPA. Caranya dengan menghadirkan contoh-contoh yang konkret. Selain itu melakukan percobaan yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajarinya.

KEDE merupakan upaya cara menyampaikan materi supaya peserta didik bisa terlibat aktif. Selain itu melatih tanggung jawab, dimana mereka bisa membentuk kelompok belajar, kemudian berdiskusi lalu eksperimen untuk membuktikan diskusinya.

Cara melakukan pembelajaran KEDE, yakni dengan mengelompokkan siswa berdasarkan urutan nomor absen. Tujuannya agar guru mudah untuk mengamatinya dan mudah memberi penilaian.

Misalnya, tiap kelompok terdiri dari lima anggota. Mereka mendiskusikan materi yang akan dipelajari dan yang akan dilakukan eksperimen. Setelah selesai berdiskusi guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya diharapkan kelompok lain. Sedangkan Kelompik lain bisa memberikan tanggapan dam masukkan atas apa yang sudah dipresentasikan lainnya.

Dengan cara tersebut diatas, maka pembelajaran terpadu dengan KEDE bisa meningkatkan efektifitas pembelajaran. Baik dalam proses maupun penilaian. Sebab selama proses pembelajaran guru bisa mengambil nilai sikap melalui pengamatan atau observasi. Sedangkan penilaian tidak hanya pengetahuan tetapi bisa juga penilaian keterampilan.

Secara rinci, kegiatan pembelajaran terpadu KEDE dimulai dengan ‘KE’ atau kepanjangan dari Kelompok. Yakni guru membagi siswa dalam kelompok, di awal pembelajaran. Selanjutkan peserta diminta untuk menempatkan diri sesuai kelompok yang sudah terbentuk.

Setelah duduk berkelompok, peserta didik akan melakukan ‘D’ yakni diskusi. Dalam diskusi ini guru membagikan lembar kerja kepada peserta didik berkenaan dengan materi yang akan dipelajari dan dipraktekkan.

Pada saat peserta didik melakukan diskusi, mereka mencari jawaban dari lembar kerja yang dibagikan, membahas jawaban dalam kelompok dan memperdalam materi yang akan dipelajari.

Mereka juga menyamakan pendapat atau jawaban yang benar sehingga dalam kelompok itu mempunyai kesepakatan jawaban, kemudian mengkomunikasikannya atau mempresentasikannya dalam diskusi kelas.

Setelah diskusi selesai maka akan dilakukan pembelajaran dengan melakukan E yaitu eksperimen. Dengan eksperimen ini peserta didik dapat melakukan percobaan tentang apa yang sudah dituliskan pada lembar kerja peserta didik.

Menurut Ahmad Walid (2017), eksperimen merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif. Sebab peserta didik melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri akan sesuatu yang dipelajarinya.

Dalam metode ini peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang objek yang dipelajarinya.

Dengan KEDE, dapat meningkatkan hasil kompetensi peserta didik pada materi bioteknologi. Terjadi peningkatan nilai aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan dengan observasi selama peserta didik melakukan pembelajaran, baik dari kedisiplinan, kerjasama dan tanggung jawab.

Demikian juga dengan nilai pengetahuan dan keterampilan juga mengalami peningkatan. Untuk nilai pengetahuan dari materi sebelumnya dengan rata-rata 75,2 setelah menggunakan KEDE pada materi bioteknologi rata- rata menjadi 82,6 terjadi kenaikan 7,46%.

Nilai keterampilan juga mengalami peningkatan dari materi sebelumnya rata- rata 78,5 pada materi bioteknologi setelah menerapkan KEDE rata-rata menjadi 84,1 sehingga mengalami kenaikan sebesar 5,6%.

Data ini diperoleh dari hasil Penelitian Tindakan Kelas oleh penulis (Windarti Yohanna) dengan judul Peningkatan Kompetensi Bioteknologi Dengan model pembelajaran Problem Based Learning melalui KEDE pada peserta didik kelas IXA SMP Negeri 6 Salatiga Semester Genap Tahun Pelajaran 2022/2023. (DS1/bud)

Guru SMP Negeri 6 Salatiga


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya