28 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Dari Imajinasi ke Empati: Teks Fiksi untuk Kesadaran Sosial

Oleh: Anita Utami

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Di era globalisasi, peserta didik tidak hanya dituntut cerdas akademik. Tetapi juga memiliki kompetensi sosial emosional yang baik. Dalam kerangka CASEL (2020), salah satu kompetensi sosial emosional yang perlu dikembangkan adalah kesadaran sosial.

Peserta didik dengan kesadaran sosial yang baik akan mampu memahami konteks sosial, menunjukkan empati, dan menghargai perspektif yang berbeda. Kompetensi ini menjadi prasyarat penting untuk dapat berkolaborasi dengan baik sebagai bagian dari keterampilan abad 21.

Sayangnya, kompetensi sosial emosional sering kali hanya muncul secara implisit dalam pembelajaran. Guru perlu mencari alternatif metode untuk mengintegrasikan kompetensi sosial emosional.

Teks fiksi adalah alternatif sumber belajar yang dapat digunakan menyampaikan materi dan meningkatkan kesadaran sosial secara simultan. Alasannya, meskipun bersifat imajinatif, teks fiksi memiliki kekuatan memantik emosi pembaca.

Dampaknya, pembaca dapat lebih memahami pengalaman sosial dan emosional yang meningkatkan kesadaran sosial terhadap kompleksitas kehidupan di sekitarnya (Johnson, 2012). Jika dipadukan dengan kegiatan refleksi, teks fiksi dapat mengajak pembaca merenungkan nilai, sikap dan tindakan pribadi.

Pada gilirannya, hal ini dapat meningkatkan kesadaran sosial dan memicu perubahan perilaku ke arah yang lebih baik (Mar, Oatley, Hirsh, dela Paz, & Peterson, 2006).

Berangkat dari pemikiran tersebut, teks fiksi digunakan untuk meningkatkan kesadaran sosial dan materi short message dalam pelajaran Bahasa Inggris bagi peserta didik kelas VIII H pada semester genap tahun pelajaran 2022-2023.

Teks fiksi yang digunakan adalah buku digital pendek berjudul “Old Clothes”. Buku ini dapat diakses secara legal dan gratis di laman https://www.letsreadasia.org/. Dinamika kisah Chalern yang awalnya malu menggunakan sepatu tua hingga mampu menginspirasi rekan-rekannya untuk mensyukuri apa yang dimiliki.

Berbagi kepada sesama menjadi penghela penyampaian materi dan nilai-nilai empati dalam kompetensi kesadaran sosial.

Rangkaian pembelajaran diawali dengan mulai dari dengan merefleksikan nilai apa yang dihargai dalam hubungan dengan sesama. Selanjutnya, peserta didik diajak menggali inspirasi dari teks fiksi “Old Clothes”.

Berikutnya menciptakan ruang kolaborasi untuk mendiskusikan nilai-nilai yang diperoleh dari cerita tersebut. Dalam diskusi, peserta didik berbagai pandangan tentang pentingnya empati dalam hubungan sosial.

Selanjutnya, tahap demonstrasi kontekstual, peserta didik menulis sebuah short message berbahasa Inggris kepada salah satu tokoh dalam cerita. Tujuannya mengaplikasikan pemahaman tentang materi short message sekaligus mengaitkannya dengan nilai kesadaran sosial dari cerita dan diskusi.

Kemudian, pada tahap elaborasi pemahaman, guru menekankan pentingnya empati dalam pesan-pesan yang mereka tulis. Kegiatan diakhiri dengan refleksi, dengan fokus pada empati. Peserta didik merenungkan dan mencari alternatif penerapan nilai-nilai empati dan kesadaran sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunaan teks fiksi dalam pembelajaran memiliki keuntungan ganda. Pertama, cerita fiksi mampu membangkitkan imajinasi peserta didik, dan menciptakan keterlibatan yang lebih besar. Kedua, dengan memilih cerita tepat, pembelajaran dapat memperkuat kompetensi sosial emosional.

Ini didukung refleksi dari peserta didik yang menunjukkan peningkatan pemahaman tentang pentingnya empati telah berkembang sesuai harapan dan materi short message. Singkatnya, teks fiksi adalah alternatif sumber belajar yang dapat meningkatkan penguasaan materi sekaligus kompetensi sosial peserta didik. (ds1/fth)

Guru Bahasa Inggris di SMP Negeri 2 Salatiga


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya