RADARSEMARANG.COM, PELAJARAN sastra di sekolah melalui sastra cerita rakyat merupakan salah satu upaya untuk mengenalkan budaya nusantara kepada siswa sehingga dengan pelajarn tersebut siswa selain bisa belajar dan mengenal budaya nusantara, siswa juga mengambil petuah dari cerita rakyat tersebut sebagai slah satu pendidikan karakter.
Oleh karena itu pelajaran sastra perlu dilaksanakan dengan sungguh-sungguh untuk melatih siswa sejak dini. Cerita rakyat juga berfungsi sebagai media pembelajaran dan hiburan serta menumbuhkan kecerdasan emosional pada diri siswa.
Kondisi pengajaran sastra saat ini harus mendapat perhatian lebih, baik di masyarakat maupun di sekolah sebagai sarana pembelajaran.
Sangat memprihatinkan ketika pembelajaran sastra mulai hilang gaungnya karena kalah dengan kemajuan teknologi. Penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran sastra di sekolah, hampir selalu mengemukakan mengenai upaya pengembangan sastra dan pembelajarannya di sekolah. Banyak faktor yang menjadi latar belakang atau penyebab hal itu terjadi.
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia lebih di arahkan pada kompetensi siswa untuk berbahasa dan mengapresiasi sastra.
Pelaksanaannya, pembelajaran sastra dan bahasa dilaksanakan secara terintegrasi, sedangkan pengajaran sastra, ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menikmati, menghayati, dan memahami karya sastra.
Untuk mencapai hal tersebut selayaknya para siswa diakrabkan pada berbagai genre sastra anak- anak. Sebagai upaya meningkatkan apresiasi sastra dan gemar membaca. Pada waktu pembelajaran sastra, siswa diberi kesempatan memahami, menikmati, dan sekaligus merespons apa yang telah mereka baca dengan cara-cara yang menarik minat mereka.
Siswa harus mengadakan “transaksi” antara aktivitas jiwa siswadengan karya sastra secara estetik. Atau dapat pula meminjam istilah Probst bahwa “pengajaran sastra harus memampukan siswa menemukan hubungan antara pengalamannya dengan karya sastra yang bersangkutan”. Bagaimanapun juga bacaan yang baik akan membuahkan pengalaman estetik bagi siswa.
Di samping itu siswa juga memperoleh wawasan pada pemecahan masalah yang berkaitan dengan dunia mereka sendiri. Dengan demikian, sastra dalam kehidupan siswa bisa dijadikan pilar untuk membentuk karakter dan budi pekerti mereka.
Namun, tidak semua cerita rakyat diketahui oleh siswa,selain mengenalkan budaya nusantara kepada siswa melalui cerita rakyat, siswa juga bisa mengambil petuah atau manfaat dari cerita rakyat tersebut yang merupakan salah satu implementasi dari pendidikan karakter. Banyak cerita-cerita rakyat nusantara yang memberikan pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Pembelajaran sastra harus selalu menciptakan sesuatu yang baru sehingga dapat memancing daya tarik siswa terhadap pelajaran tersebut.
Misalnya saja dalam menceritakan cerita rakyat guru harus mengkreasi sedemikian mungkin untuk menarik perhatian siswa terhadap cerita rakyat.
Mungkin dengan menampilkan video atau tayangan berupa cerita rakyat kepada siswa dan meminta siswa untuk mengomentari terhadap hasil tayangan video tersebut sehingga siswa akan terpancing dan mempunyai minat terhadap pelajaran sastra apabila pelajarannya inovatif dan menyenangkan.
Tidak berhenti sampai di situ saja, pelajaran sastra khususnya pelajaran melalui cerita rakyat bisa saja dilakukan di luar sekolah, misalnya studi wisata mendatangi asal tempat cerita rakyat tersebut sehingga pelajaran sastra tidak berhenti di ruang kelas saja tetapi juga bisa belajar di luar kelas seperti melakukan kunjungan wisata tempat cerita rakyat tersebut berasal. (ips2/bas)
Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Bawang Kab. Batang