28 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Cooperative Script Tingkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Oleh: Catur Kurniawati, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN Bahasa Indonesia pada kurikulum 2013 menekankan bahwa siswa semua tingkat diharapkan mampu berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam berkomunikasi Bahasa Indonesia maka siswa dituntut untuk dapat menguasai jenis-jenis teks.

Namun, tidak semua siswa dapat mengusai teks-teks tersebut. Siswa bahkan merasa jenuh dengan materi yang sangat padat sehingga mereka enggan untuk belajar.

Hal ini merupakan tantangan bagi bagi guru Bahasa Indonesia untuk selalu aktif mencari metode pembelajaran dengan mengimplementasikan teknik serta media yang bervariasi agar dapat memotivasi siswa untuk terampil menulis teks.

Salah satu penyebab rendahnya keterampilan menulis siswa dalam Bahasa Indonesia adalah keragu-raguan mereka untuk mengawali apa yang akan mereka tulis.Akhirnya, mereka hanya diam saja.

Kejadian seperti ini berlangsung di kelas VIII SMP Negeri 20 Semarang. Keterampialn menulis mereka sangat kurang. Untuk mengatasi ini, metode pembelajaran yang menyenangkan dan yang membuat siswa merasa tidak tertekan merupakan pilihan yang tepat untuk diterapkan.

Cooperative Script merupakan salah satu metode yang menarik, meyenangkan sekaligus melatih keberanian siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

Menurut A’la (2011:97), model pembelajaran cooperative Script disebut juga skrip kooperatif adalah metode belajar di mana siswa siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajarinya dalam ruangan kelas.

Model pembelajaran cooperative script merupakan penyampaian materi ajar yang diawali dengan pemberian wacana materi ajar kepada siswa. Kemudian siswa diberi kesempatan membaca sejenak dan memberikan ide-ide atau gagasan baru ke dalam materi ajar yang diberikan guru.

Langkah-langkah penerapan model cooperative script adalah sebagai berikut:pertama, guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menyajikan materi sebagai pengantar dan menunjukan garis besar pembelajaran yang berkaitan dengan materi.Kedua, siswa membuat kelompok berpasangan.

Ketiga, guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.Keempat, guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

Kelima, pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar, menyimak/mengoreksi/ menunjukkan ide-ide yang kurang lengkap serta pendengar membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.

Keenam, bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.Serta lakukan seperti di atas. Ketujuh, siswa dan guru bersama-sama merumuskan simpulan dan terakhir penutup.

Kelebihan pembelajaran cooperative script antara yaitu mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dn lebih percaya lagi kepada kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan dari siswa lain.

Cooperative script juga mampu mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya.

Oleh karena itu, disimpulkan penggunaan model cooperative script dapat melatih siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Semarang memiliki keberanian untuk mengeluarkan ide, kecermatan / ketelitian.Setiap siswa mendapat peran dengan mengulang-ulang ringkasan materi. (ips2/bas)

Guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 20 Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya