RADARSEMARANG.COM, Pengendalian penyakit tanaman buah merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya. Serangan penyakit downy mildew misalnya akan mengakibatkan bentuk buah tidak normal, berat tidak maksimal, sampai gagal panen.
Penyakit yang menyerang tanaman buah semusim seperti melon atau semangka sangat beragam. Sebagai contoh, tanaman layu sementara dimungkinkan terkena serangan layu fusarium atau layu bakteri. Peserta didik seringkali tak mampu membedakan dan kesulitan mengidentifikasi jenis penyakit yang menyerang tanaman melon.
Hal ini berakibat pada kesalahan terjadi saat peserta didik melakukan pengendalian penyakit tanaman terutama dengan sistem pengendalian secara kimiawi. Sehingga diperlukan pemahaman yang lebih yang didapatkan melalui pengalaman langsung saat belajar praktek.
Model pembelajaran discovery learning menurut Hanafiah (2012, hlm.77) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis. Sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.
Pembelajaran diawali dengan peserta didik diperlihatkan tanaman buah melon dengan kondisi tidak normal akibat terserang penyakit. Daun mengering, buah tidak sempurna, daun keriting dan tanaman melon yang mengalami gagal panen. Kondisi tersebut akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar pada budidaya tanaman melon, sehingga keterampilan mengidentifikasi penyakit tanaman sangatlah penting.
Peserta didik secara berkelompok melakukan observasi awal di green house dan mengamati tanaman yang terkena penyakit. Penampakan fisik seluruh bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, bunga, buah diamati secara menyeluruh.
Pengamatan meliputi warna dan bentuk bagian tanaman yang tidak normal secara penampilan. Peserta didik akan mengalami pengalaman belajar langsung saat praktek karena saat pengamatan peserta didik akan bersentuhan langsung dengan tanaman.
Hasil observasi seperti daun yang keriting, bercak coklat, bercak putih mengandung tepung, busuk batang dan sebagainya diidentifikasi berdasarkan bagian tanaman yang terkena penyakit. Pengelompokan didasarkan pada serangan yang tampak di permukaan tanaman dan yang tidak tampak di permukaan tanaman.
Peserta didik secara aktif melakukan diskusi dalam kelompok dan secara mandiri melakukan konfirmasi hipotesis penyebab penyakit berdasarkan gejala yang tampak pada tanaman melalui sumber internet. Peserta didik juga memastikan gejala yang terlihat pada tanaman yang terkena penyakit saat observasi sama dengan literatur yang pada informasi buku elektronik atau internet.
Dari hasil diskusi dan berdasarkan literatur peserta didik dengan antusias mampu mempresentasikan secara jelas jenis penyakit yang menyerang tanaman melon. Terutama penyakit yang disebabkan jamur.
Indikasi yang ditemukan peserta didik adalah adanya spora yang terdapat pada permukaan daun yang terkena penyakit. Selain itu peserta didik mencari bukti dukung yang menguatkan potensi penyakit yang berkembang pesat karena faktor lingkungan.
Sebagai contoh apabila lingkungan greenhouse lembab kurang sinar matahari kemungkinan besar penyakit yang menyerang disebabkan jamur atau bakteri. Penerapan metode discovery learning pada pembelajaran pengendalian penyakit tanaman buah menjadikan peserta didik berpikir kritis dan melakukan pemecahan masalah melalui pengalaman belajar langsung di lapangan.
Pembelajaran dengan model discovery learning memberikan pembelajaran bermakna bagi peserta didik. Sehingga pemahaman prosedur pengendalian penyakit tanaman dengan baik. (ips2/fth)
Guru Produktif Pertanian SMKN H. Moenadi Ungaran Kabupaten Semarang