28 C
Semarang
Monday, 14 April 2025

Belajar Bangun Ruang Sisi Datar dengan Media Pembelajaran Terpadu (Mepet)

Oleh : Dwi Marheni, S.Pd.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Matematika dibagi dalam beberapa kelompok di antaranya adalah Geometri. Di sekolah kami yaitu di SMP Negeri 39 Semarang, kelas 8 banyak mengalami kendala ketika peseta didik mempelajari Geometri tentang Bangun Ruang Sisi Datar (BRSD), karena mereka menganggap materi yang abstrak, sulit dibayangkan.

Padahal menurut Piaget perkembangan anak pada usia 12 sampai 18 tahun (anak kelas 8 tergolong dalam usia ini) anak sudah mampu berpikir secara abstrak dan logis, namun kenyataannya di sekolah kami tidak seperti itu.

Terbukti hasil pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar sangat kurang dari apa yang diharapkan. Dari 32 orang anak hanya 21 anak yang mendapatkan nilai di atas KKM (sekitar 65,6 %).

Menurut sebagian besar siswa belajar matematika dirasakan sangat berat, karena mata pelajaran Matematika identik dengan rumus angka dan menghitung.

Selain itu Matematika menjadi momok yang menakutkan sebab siswa diharuskan menjawab dengan proses perhitungan yang memerlukan ketelitian. Hal ini belum tentu bisa dilakukan oleh semua siswa.

Sebagai guru kita tidak boleh cukup puas dengan hasil yang dicapai siswa. Kita harus berupaya supaya hasilnya menjadi lebih baik.

Salah satu upaya yang bisa dilakukan guru adalah memilih media pembelajaran yang tepat yang bisa menunjang proses belajar.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran perasaan perhatian dan minat serta kemampuan peserta didik, sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran efektif.

Salah satu upaya kami agar pembelajaran berhasil adalah, kalau sebelumnya kita menggunakan Power Point sebagai media pembelajaran, maka kita coba gabungkan dengan media pembelajaran lain yaitu dengan menggunakan model Bangun

Ruang Sisi Datar yang ada yaitu model kubus, balok, prisma dan limas. Kita menggunakan bangun nyata biar anak langsung bisa memegang dan mengamati bangun yang sedang kita bahas di Power Point.

Pembelajaran dengan media pembelajaran terpadu (Mepet) sebenarnya sederhana dan secara terpisah kita sering melakukannya.

Namun karena hasilnya kurang dari seperti yang kita harapkan, maka kita coba gabungkan atau kita padukan. Basis dari pembelajaran ini adalah pembelajaran kooperatif.

Langkahnya adalah peseta didik kita kelompokkan menjadi empat kelompok. Misal kelompok pertama memegang kubus, kelompok dua memegang balok, kelompok tiga memegang prisma dan kelompok empat memegang limas.

Tiap kelompok berdiskusi, mengamati dan harus menguasai bangun yang dipegang baik unsur- unsur. Misalnya rusuk, sisi, dan sebagainya, juga mengenai luas dan volume.

Kemudian tiap kelompok maju mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, sementara kelompok lain memperhatikan. Kelompok yang tidak sedang presentasi apabila belum jelas boleh bertanya atau mengajukan soal.

Ketika pembelajaran berlangsung kita juga bisa mengamati sekaligus peneman nilai karakter mandiri, gotong royong, percaya diri anak juga bisa kita pupuk di sini. Sambil menyelam minum air.

Setelah semua kelompok melaksanakan tugasnya, guru melakukan evaluasi. Ternyata hasilnya meningkat, baik rata – rata kelas maupun jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai di atas KKM.

Dari semula 21 anak menjadi 31 anak. Hanya satu peserta didik yang nilainya masih di bawah KKM, itupun tidak terlalu jauh. Jadi pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar dengan Mepet memberi hasil yang menggembirakan di sekolah kami. (ips2.1/ton)

Guru SMP Negeri 39 Semarang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya