RADARSEMARANG.COM, Pengaruh teknologi pada era globalisasi ini berkembang sangat cepat. Siswa dimanjakan oleh dunia digital. Selama penggunaan teknologi dalam batas yang normal dan wajar tentu saja tidak akan mengganggu dan meresahkan, justru membantu siswa terutama dalam hal pendidikan, komunikasi bahkan bersosialisasi dari jarak jauh.
Namun anak-anak usia SD hingga SMA banyak yang menyalahgunakan teknologi untuk kesenangan dan hiburan sehari-hari. Hal itu jelas dapat mengganggu perkembangan siswa. Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar dan mengerjakan tugas sekolah, lebih banyak digunakan untuk bermain gadget.
Di SMP Negeri 2 Randudongkal ditemukan beberapa siswa yang sudah kecanduan gadget. Permasalahan yang muncul di antaranya pada saat anak di lingkungan keluarga. Ketika orang tuanya memanggil untuk dimintai bantuan, mereka tetap saja sibuk bermain gadget.
Mereka lupa dengan kewajiban yang harus dikerjakan seperti beribadah dan mengerjakan pekerjaan sekolah maupun perkerjaan di rumah. Permasalahan lain yang ditimbulkan karena kecanduan gadget ketika di sekolah, siswa menjadi tidak fokus dengan pelajaran. Siswa susah bersosialisasi dengan teman-teman dan lingkungan sekolah, dan cenderung menjadi pribadi yang sulit mengendalikan emosi.
Melihat fenomena dan dampak kecanduan ini, guru BK perlu menindaklanjutinya melalui bimbingan kelompok. Kecanduan dapat diartikan sebagai suatu tingkah laku yang tidak dapat dikontrol sehingga dapat melalaikan kegiatan lain maupun lingkungan sekitar.
Menurut Anthony G. WilLL Helm (dalam Willis 2010:50) kehadiran internet harus diwaspadai, karena ia mengaburkan bahkan meniadakan struktur struktur yang selama ini sudah baku. Namun ada pula yang mengatakan bahwa semestinya teknologi tersebut dapat membantu dan pada akhirnya pembentukan kultur di masyarakat.
Pengertian di atas bukan bermaksud untuk menjauhkan masyarakat dari kemajuan dan kebermafaatan teknologi internet namun agar lebih berhati-hati untuk melibatkan teknologi internet dalam proses komunikasi dan sosialisasi.
Maraknya situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, YouTube dan game online dapat dijadikan sebagai pintu masuk pengungkapan diri. Tidak kita sadari para pengguna teknologi internet yang telah kecanduan jejaring sosial sepertinya telah memiliki budaya dalam eksistensi diri.
Misalnya melalui situs sosial media tersebut, bahkan dari bangun tidur sampai kembali tidur. Banyak di antara mereka yang memiliki kebiasaan berbeda. Jika dulu sebelum makan berdoa terlebih dahulu, sekarang sebelum menikmati hidangan banyak diantara pengguna sosial media seolah harus mengambil gambar makanan tersebut lalu diunggah. Perilaku tersebut untuk menunjukan kepada siapa saja apa yang sedang dilakukan saat ini.
Melalui bimbingan kelompok siswa SMP N 2 Randudongkal memperoleh layanan untuk mengikuti pembahasan dan pengentasan masalah yang mereka hadapi melalui dinamika kelompok. Layanan ini mengaktifkan dinamika kelompok untuk mendiskusikan berbagai hal yang bermanfaat bagi pengembangan individu yang ada didalam kelompok tersebut.
Pemberian informasi dalam bimbingan kelompok terutama dimaksudkan untuk pemahaman tentang kenyataan, dampak buruk gadget, aturan-aturan dalam kehidupan, bagaimana sopan santun terhadap orang tua. Dan berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas, serta meraih masa depan, belajar, karir, ataupun kehidupan nyata.
Kegiatan kelompok dibimbing untuk memperbaiki diri dari kecanduan gadget dan mengembangkan pemahaman diri dan pemahaman lingkungan, penyesuaian diri, serta pengembangan diri. Pemberian informasi banyak menggunakan alat-alat dan media pendidikan seperti HP, LCD, video, film, buletin, brosur, majalah, buku, dan lain-lain.
Setelah melaksanakan bimbingan kelompok siswa SMP Negeri 2 Randudongkal menjadi tahu apa saja yang menyebabkan kecanduan gadget. Siswa menjadi tahu solusi dan penerapannya. Siswa semakin meningkat nilai ketakwaannya terhadap Tuhan YME dan baktinya terhadap orang tua.
Melalui bimbingan kelompok semakin tergali bakat minatnya, sehingga siswa dapat berkegiatan sesuai kegemaran masing-masing yang dapat mengalihkan fikiran dan kebiasaan mereka bermain gadget. (ujs/lis)
Guru BK SMPN 2 Randudongkal, Kabupaten Pemalang