RADARSEMARANG.COM, Matematika sangat erat kaitanya dengan kegiatan sehari-hari. Matematika bukanlah suatu ilmu yang terisolasi dari kehidupan manusia. Melainkan justru muncul dari dan berguna untuk kehidupan sehari-hari.
Proses belajar akan terjadi jika pengetahuan yang dipelajari bermakna bagi pembelajar (Freudenthal, 1991 dalam buku Ariyadi Wijaya, 2011:3). Pembelajaran matematika selama ini dipandang sebagai alat yang siap pakai.
Pandangan ini mendorong guru bersikap cenderung memberi tahu konsep dan cara menggunakannya. Pembelajaran matematika terfokus pada guru. Sehingga siswa cenderung pasif. Selain itu masih terdapat metode konvensional ceramah yang diterapkan, membuat suasana pembelajaran di kelas monoton.
Hal ini berimplikasi pada hasil belajar siswa yang rendah atau tidak sesuai dengan target yang ingin dicapai dalam suatu proses pembelajaran.
Slameto (2010:1) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Kemampuan belajar yang dimiliki manusia merupakan bekal yang sangat pokok. Berdasarkan kemampuan itu, manusia telah berkembang selama berabad-abad yang lalu dan tetap terbuka kesempatan luas baginya untuk memperkaya diri dan mencapai taraf kebudayaan yang lebih tinggi.
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya agar mampu menghadapi tantangan perkembangan zaman yang semakin kompleks sehingga tidak terlindas oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mutu pendidikan pada jenjang sekolah sampai saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Pendidikan tidak lepas dari pembelajaran, dengan belajar setiap orang akan mengalami perubahan dan akan berkembang lebih baik, serta mempertahankan hidupnya di tengah-tengah perkembangan zaman yang semakin jauh dan persaingan yang ketat seperti sekarang ini.
Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi siswa. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja.
Salah satu mata pelajaran yang dimuat dalam kurikulum pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah Matematika. Di kelas VIII salah satu materi pada semester genap adalah tentang Teorema Pythagoras dan Tripel Pythagoras.
Materi tersebut dianggap sulit untuk dipahami kebanyakan siswa. Sulitnya siswa dalam memahami materi tersebut berdampak tidak baik bagi hasil belajar siswa. Oleh karenanya perlu dilakukan sebuah tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Teorema Pythagoras Dan Tripel Pythagoras.
Dari banyaknya model pembelajaran yang ada, peneliti memutuskan untuk menerapkan model pembelajaran langsung di kelas VIII dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Teorema Pythagoras Dan Tripel Pythagoras.
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif. Dengan ciri-ciri 1) transformasi dan keterampilan secara langsung; 2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; 3) materi pembelajaran yang telah terstruktur; 4) lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan 5) distruktur oleh guru. (md1/fth)
Guru Matematika MTs Negeri 2 Demak