RADARSEMARANG.COM, Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki kontribusi yang cukup besar dalam perkembangan teknologi. Yakni sebagai ilmu dasar yang melandasi perkembangan teknologi. Hal ini yang menyatukan keduanya menjadi kesatuan yang dikenal sebagai Saintek/IPTEK.
Kemajuan suatu negara tercermin dari kemajuan teknologinya. Tentu saja termasuk kemajuan di bidang sainsnya. Peran sains khususnya Ilmu Pengetahuan Alam bagi kehidupan masa depan sangat strategis.
Terutama dalam menyiapkan peserta didik mempunyai masa depan yang kritis, kreatif, kompetitif, mampu memecahkan masalah serta berani mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Sehingga mampu survive secara produktif di tengah derasnya gelombang persaingan era digital global yang penuh peluang dan tantangan.
Selama ini, sebagian besar proses pembelajaran berlangsung dengan model ceramah dan hafalan. Sehingga membuat peserta didik menjadi bosan dan kurang termotivasi dalam belajar.
Untuk mengatasi masalah rendahnya pemahaman peserta didik dan kurangnya motivasi belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) penulis menggunakan model pembelajaran kooperatif reciprocal teaching dengan alat bantu LKS.
Lie, Anita (dalam Isjoni, 2007) mengemukakan “Cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong royong yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur.
Lebih jauh dikatakan, cooperative learning hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 4-6 orang saja”.
Reciprocal Teaching merupakan suatu model pembelajaran kooperatif dengan model diskusi dan memberikan kesempatan proses berpikir siswa dengan saling bertukar pengalaman belajar.
Implementasi model pembelajaran Kooperatif Reciprocal Teaching, guru harus menyiapkan bahan ajar berupa LKS yang akan digunakan pada setiap pertemuan. Setiap kelompok mendapat LKS untuk bahan diskusi. Siswa mengerjakan LKS secara diskusi kelompok. Dipilih seorang siswa untuk berperan sebagai guru secara acak. Sehingga siswa didalam kelas tersebut harus siap.
Siswa yang berperan sebagai guru menjelaskan hasil diskusi kelompok. Kemudian yang belum maju kedepan diberi kesempatan untuk bertanya dan mengomentari. Siswa yang berperan sebagai guru memberi pengarahan apabila proses belajar terhambat. Di akhir pelajaran guru menyimpulkan hasil diskusi.
Penggunaan model pembelajaran ini diharapkan mampu menarik perhatian siswa dalam belajar. Sehingga dapat mempengaruhi peningkatan pemahaman peserta didik terhadap materi Pertumbuhan hewan dan tumbuhan. (md1/fth)
Guru Kelas MIN 3 Grobogan