RADARSEMARANG.COM, MENULIS merupakan keterampilan yang bersifat mekanis. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi dilaksanakan melalui latihan dan praktik yang teratur. sehingga menghasilkan tulisan yang tersusun dengan baik.
Kejelasan organisasi tulisan tergantung pada cara berpikir, penyusunan yang tepat, dan struktur kalimat yang baik (Hasani, 2005: 2).
Salah satu keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa kelas XII SMA adalah keterampilan menulis artikel.
Keterampilan ini termasuk keterampilan berbahasa produktif karena menulis akan menghasilkan sebuah produk dari buah pikiran seorang penulis. Jadi, siswa kelas XII dituntut untuk menghasilkan produk berupa tulisan artikel.
Namun kenyataannya, masih banyak siswa yang belum mampu menulis artikel. Hal ini juga terjadi di SMA Negeri 3 Magelang. Ketidakmampuan siswa dalam menulis artikel di antaranya siswa mengalami kesulitan untuk memulai tulisan atau menentukan gagasan.
Siswa juga mengalami kesulitan dalam mengembangkan bahasa agar lebih menarik. Selain itu, siswa juga terkendala dalam pemilihan kata yang tepat dan membuatnya menjadi sebuah kalimat yang koheren. Apalagi jika minat siswa dalam pembelajaran tersebut kurang.
Salah satu cara mengatasi kesulitan siswa dan membangkitkan minat belajar siswa adalah guru menerapkan model Discovery Learning di kelasnya. Discovery learning adalah model pembelajaran yang menerapkan inquiry-based instruction.
Model pembelajaran discovery learning akan mendorong siswa untuk menyelidiki sendiri, membangun pengalaman dan pengetahuan masa lalu, menggunakan intuisi, imajinasi, kreativitas, mencari informasi baru untuk menemukan fakta, korelasi, juga kebenaran baru.
Model discovery learning ini terdiri dari 6 sintak atau tahap penting yaitu stimulation (stimulasi/ pemberian rangsangan), problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah), collection (pengumpulan data), processing (pengolahan data), verification (pembuktian), dan generalization (menarik kesimpulan/generalisasi).
Adapun penerapan model Discovery Learning pada pembelajaran menulis artikel sebagai berikut. Pada tahap pertama, stimulasi, siswa dihadapkan pada suatu masalah atau rangsangan yang menimbulkan keinginannya untuk menyelidiki sendiri.
Rangsangan yang dapat diberikan bisa berupa tayangan video yang berisi informasi baru, misalnya pengolahan sampah menjadi PLTSa. Tahap kedua, identifikasi masalah, di sini siswa dapat mulai mengajukan pertanyaan terkait hal yang dibahas dalam video, misalnya saja “Apa masalah yang dibahas dalam tayangan video tersebut dan apa solusi terhadap masalah tersebut?” dan “Hal apa saja yang akan dituliskan jika isi video tersebut dibuat menjadi sebuah artikel opini?”
Tahap ketiga yaitu pengumpulan data. Di sini siswa mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan mengamati obyek atau kejadian dengan menyimak materi langkah menyusun artikel dan aktivitas mendata pertanyaan yang muncul dari kegiatan mengamati obyek atau kejadian. Tahap keempat, pengolahan data, siswa dapat mengolah data yang diperoleh dengan cara berdiskusi dengan kelompoknya terkait isi isu di dalam video dan membuat kerangka artikel.
Tahap kelima, pembuktian, di sini guru memperlihatkan contoh artikel terkait sampah yang diolah menjadi PLTSa dan siswa membandingkan kerangka artikel buatannya dengan contoh artikel dari guru. Tahap terakhir yaitu generalisasi atau menarik kesimpulan.
Pada tahap ini, siswa berdiskusi untuk menyimpulkan perbedaan kerangka karangan buatannya dengan contoh artikel dari guru, kemudian mulai mengembangkan kerangka karangan tersebut menjadi artikel utuh.
Melalui penerapan model Discovery Learning ini, penulis menyimpulkan bahwa siswa tertarik dengan pembelajaran menulis artikel. Siswa lebih antusias berdiskusi dan mengamati video yang diberikan guru. Siswa juga lebih mudah mendapatkan inspirasi untuk menulis artikel sehingga keterampilan menulis artikel siswa meningkat.
Guru Bahasa Indonesia SMAN 3 Magelang