RADARSEMARANG.COM, Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang memiliki peran yang vital dalam dunia pendidikan saat ini menjadi fokus atau perhatian masyarakat.
Sekolah dianggap sebagai satu-satunya lembaga yang dipercaya untuk mendidik, membimbing, dan mengembangkan anak yang dititipkan orang tua kepada sekolah.
Sekolah memikul banyak tanggung jawab dan beban. Di antaranya menata kelola administrasi, akademik, sampai tanggung jawab membentengi sistem nilai, sikap, moral spiritual dan hal-hal yang terlingkupi oleh definisi tentang budaya/kebudayaan, serta kearifan lokal.
Namun demikian, sekolah terus berbenah dalam melayani masyarakat. Salah satu hal yang bisa dilakukan sekolah untuk meningkatkan kualitas adalah dengan membangun sistem ketahanan sekolah.
Ketahanan sekolah merupakan suatu bentuk kekuatan, daya tahan, kemampuan, keteguhan hati, dan berupaya tetap kukuh menjalankan visi, misi, atau tugas peran fungsinya dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk kepribadian anak-anak bangsa yang memiliki peradaban dan martabat, memiliki kecerdasan intelektual, emosional, sosial, nilai moral, ekonomikal, kultural, dan spiritual.
Sehingga menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Allah Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat fisik dan pikirnya, sehat rasa dan asanya, berilmu, cakap, kreatif dan inovatif, berbudaya, dan bertanggung jawab.
Dalam mewujudkan sistem ketahanan sekolah ini, semua warga sekolah harus bergerak bersama-sama, menjalin kerja sama dengan pihak luar sekaligus dengan orang tua murid.
Kepala sekolah juga perlu menyusun kerangka kerja dan program baik jangka pendek maupun jangka menengah. Hal-hal krusial yang perlu dibenahi pada awalnya adalah sistem pembelajaran di dalam kelas. Semua guru dan warga sekolah lainnya perlu membuat komitmen tentang strategi, model, ataupun metode pembelajaran yang berpihak pada murid.
Komitmen ini disusun dalam bentuk RPP (Kurikulum 2013) atau modul ajar (Kurikulum Merdeka). Semua guru dan dengan didampingi oleh kepala sekolah duduk bersama dalam penyusunan ini.
Proses penyusunan RPP atau modul ajar ini sebaiknya dilakukan di awal semester sebelum pembelajaran dimulai. Sehingga, pada saat pembelajaran dimulai, guru tidak lagi mengerjakan administrasi, tetapi fokus pada pendampingan karakter siswa.
Tahap berikutnya adalah menyusun rancangan program pengembangan siswa, terutama untuk pengembangan karakter siswa. Hal ini sangat penting dilakukan, mengingat kondisi saat ini, siswa masih memerlukan pendampingan secara khusus terkait dengan karakter.
Berbagai program yang dapat mendukung pengembangan karakter siswa disusun dan disampaikan kepada komite sekolah dan juga orang tua, apakah bisa disetujui atau tidak. Berbagai masukan dan evaluasi akan menyempurnakan suatu program atau rancangan.
Guru dan warga sekolah lainnya menentukan penilaian yang akan dilakukan. Kepala sekolah terus mengingatkan bahwa sistem penilaian yang dilakukan sebaiknya tetap berpihak pada murid.
Tahap berikutnya sekolah bisa melihat potensi sekitar sekolah yang bisa dijadikan sumber daya sekolah untuk menguatkan sistem ketahanan sekolah. Misalnya peranan alumni, orang tua siswa, dan juga masyarakat sekitar.
Pihak-pihak di luar sekolah ini memiliki kekuatan yang besar, tinggal bagaimana sekolah bisa menggunakan peluang tersebut. Kepala sekolah bisa mengundang pihak-pihak tersebut untuk diskusi dan meminta pendapat dan saran mereka demi kemajuan sekolah.
Jika ketiga hal tersebut dapat dijalankan dengan baik, saling menjaga dengan cara menjalin komunikasi positif dan rutin, maka sistem ketahanan sekolah akan terbangun dengan baik. Hasilnya bisa dirasakan oleh seluruh warga sekolah.
Hanya saja memang untuk mencapai titik ini, diperlukan suatu proses yang tidak mudah. Banyak batu sandungan yang akan dihadapi sekolah, tetapi kepala sekolahnya tangguh, maka rintangan ataupun kesulitan yang dihadapi akan menjadi kekuatan untuk terus melangkah dan maju. (ds2/lis)
Kepala SD Negeri Bugel 01 Salatiga