RADARSEMARANG.COM, Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang memberikan pengasuhan, pelayanan dan pengajaran kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun.
PAUD bertujuan mengembangkan potensi yang dimiliki setiap anak. PAUD bertugas memberikan bimbingan dan arahan kepada anak untuk terus tumbuh dan berkembang.
Pembelajaran anak usia dini (AUD) memuat bidang pengembangan kognitif, bahasa, sosial emosional, fisik motorik, serta aspek nilai agama dan moral.
Bidang pengembangan kognitif anak usia dini yang berkaitan dengan pengetahuan umum dan sains dapat berupa pembelajaran sains melalui cerita sains.
Cerita sains yang dimaksud adalah cerita pendek yang melukiskan kebenaran tentang proses sains yang diceritakan oleh guru untuk menarik minat anak dalam belajar tentang sains.
Sains pada anak-anak usia dini dapat diartikan sebagai hal-hal yang menstimulasi mereka untuk meningkatkan rasa ingin tahu, minat dan pemecahan masalah. Sehingga memunculkan pemikiran dan perbuatan seperti mengobservasi, berpikir, dan mengaitkan antarkonsep atau peristiwa.
Guru hendaknya dapat menstimulasi anak dengan berbagai kegiatan yang terkait dengan sains dan teknologi. Dengan sains dapat melatih anak menggunakan lima indranya untuk mengenal berbagai gejala benda dan gejala peristiwa. Anak dilatih untuk melihat, meraba, membau, merasakan dan mendengar.
Dunia anak adalah bermain maka pembelajaran dapat dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain.
Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak (Sudono A, 2000: 1).
Menurut Piaget (1972) anak prasekolah usia 4-6 tahun berada pada fase perkembangan pra operasional dan menuju konkret operasional. Untuk itu kegiatan sains sebaiknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan karakterstik anak tersebut.
Namun, terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan pembelajaran sains. Misal kurangnya kompetensi guru untuk menjelaskan proses sains pada anak sesuai dengan tahap perkembangannya dan dengan cara yang menarik. Kurangnya pengetahuan guru tentang sains yang tepat untuk AUD. Guru mengenalkan sains menggunakan LK dan gambar.
Untuk mengatasi masalah tersebut guru mengajak anak mempelajari sains yang menyenangkan melalui cerita sains dan eksperimen di TK Negeri Pembina Kelompok B di Kabupaten Magelang tahun 2023.
Misal guru ingin menjelaskan tentang terapung dan tenggelam. Sebelumnya guru bercerita menggunakan buku berjudul Kapur Barus Ajaib. Kemudian guru menyiapkan alat dan bahan seperti soda kue,sendok, kapur barus, cuka, air, gelas.
Anak-anak melakukan percobaan. Pertama-tama anak menyiapkan dua gelas yang berisi air. Gelas ke satu cukup diisi air, gelas ke dua diisi air, satu sendok makan cuka dan satu sendok makan soda kue, aduk hingga merata.
Setelah itu anak memasukkan tiga butir kapur barus ke dalam masing-masing gelas.Tunggu beberapa saat. Anak mengamati apa yang terjadi pada kapur barus di ke dua gelas tersebut.
Anak dapat menyimpulkan bahwa kapur barus di gelas ke satu tenggelam sedangkan kapur barus di gelas ke dua terapung. Guru memberikan motivasi, dukungan dan mengobservasi sikap ilmiah anak.
Dengan melakukan eksperimen tersebut dapat mengembangkan sikap ingin tahu anak, sikap kreatif anak, problem solving anak, dan mengembangkan sikap kerja sama serta menumbuhkan sikap percaya diri anak.
Dapat disimpulkan sains lebih berfungsi jika dikembangkan melalui metode yang menarik dan menyenangkan pada kegiatan pembelajaran PAUD. Cerita sains dan eksperimen terbukti dapat mengembangkan sikap ilmiah pada anak usia dini di TK Negeri Pembina serta memudahkan anak-anak mengenali sains untuk kehidupan selanjutnya. (uj/lis)
Guru TK Negeri Pembina Kabupaten Magelang
