RADARSEMARANG.COM, PENDIDIKAN pada dasarnya adalah sebuah pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pendidikan merupakan sebuah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan (Abin, 2003:22).
Oleh karena itu, aktivitas dalam mendidik yang dilakukan oleh seorang guru merupakan suatu pekerjaan memiliki tujuan yang sistematis sehingga dalam pelaksanaannya menuntut suatu proses yang berkesinambungan di setiap jenis dan jenjang pendidikan. Di sini lah peran guru yang profesional sangat dibutuhkan sekali untuk merubah dunia pendidikan menjadi lebih baik.
Tugas pendidik tidak sekadar menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, tetapi lebih kepada bagaimana menyiapkan mereka menjadi sumberdaya manusia yang terampil dan siap mengakses kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta liberalisasi yang terjadi di masa nanti (Atik, 2001:353).
Dalam kaitan dengan proses pembelajaran hendaknya pendidik dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa.
Di MTs Negeri 1 Demak dimana tempat dimana pendidik bertugas, menarik untuk mengkajinya, dilatar belakangi selama ini pembelajaran Seni Budaya menggunakan metode resitasi, cerita dan ceramah. Jika dilihat dari tingkat ketuntasan belajar peserta didiknya pun masih jauh dari ideal dari seluruh jumlah peserta didik, nilai ketuntasan yang rendah ini berkisar pada kemampuan belajar seni budaya peserta didik yang masih lemah dikarenakan peserta didik tidak begitu tertarik dengan materi seni budaya.
Oleh karena itu, pembelajaran seni budaya di kelas memerlukan berbagai inovasi dan kreativitas agar tetap berfungsi optimal bagi peserta didik, terutama inovasi dan kreativitas dalam penerapan metode yang mengarah pada keaktifan peserta didik. Agar pembelajaran Seni Budaya tidak lagi dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan metode joyfull learning dalam proses pembelajaran.
Joyful learning merupakan metode belajar mengajar yang menyenangkan dimana didalamnya terdapat sebuah kohesi yang kuat antara pendidik dan peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (E. Mulyasa, 2006:191-194).
Guna mendukung proses joyful learning maka perlu menyiapkan lingkungan sehingga semua siswa merasa penting, aman, dan nyaman. Ini dimulai dengan lingkungan fisik yang kondusif yang diperindah dengan tanaman, seni, dan musik. Ruangan harus terasa pas untuk kegiatan belajar seoptimal mungkin (Bobbi De Porter, 2000: 8).
Tahapan pembelajaran joyful learning yaitu: tahap penyiapan, dalam tahap ini berkaitan dengan persiapan siswa untuk belajar. Tanpa itu siswa akan lambat dan bahkan bisa berhenti begitu saja.
Tujuan dari persiapan pembelajaran adalah untuk: Mengajak siswa keluar dari keadaan mental yang pasif, Menyingkirkan rintangan belajar, Merangsang minat dan rasa ingin tahu siswa, Memberi siswa perasaan positif mengenai, dan hubungan yang bermakna dengan topik pembelajaran.
Tahap penyamapaian, Tahap penyampaian dalam siklus pembelajaran dimaksudkan untuk mempertemukan pembelajaran dengan materi belajar yang mengawali proses belajar secara positif dan menarik.
Pada tahap ini guru menyampaikan materi belajar yang dikaitkan dengan hal-hal nyata yang dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari dan diasosiasikan dengan apa yang sudah diketahui dan diingat siswa sebelumnya.
Tahap pelatihan, pada tahap inilah pembelajaran yang berlangsung sebenarnya. Apa yang dipikirkan, dan dikatakan serta dilakukan siswalah yang menciptakan pembelajaran, dan bukan apa yang dipikirkan, dikatakan, dan dilakukan oleh guru.
Pada tahap ini dapat dilakukan dengan meminta siswa berulang-ulang mempraktikkan suatu keterampilan (andaipun tidak berhasil pada mulanya), mendapatkan umpan balik segera, dan mempraktikkan keterampilan itu lagi.
Mintalah siswa membicarakan apa yang mereka alami, perasaan mereka mengenainya, dan apa lagi yang mereka butuhkan untuk meningkatkan prestasinya. Tahap penutup, tahap ini guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran yang didapatkan.
Menutup pembelajaran dengan kata-kata dan nyanyian/lagu yang menyenangkan bagi siswa. Apabila fasiltas dan waktu memungkinkan dapat juga guru memutarkan lagu atau film di akhir pembelajaran sebagai sarana refresing bagi siswa.
Guru Seni Budaya MTs Negeri 1 Demak