RADARSEMARANG.COM, Dalam proses pendidikan, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling pokok. Keberhasilan suatu individu dalam pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana pembelajaran dapat berlangsung secara efektif sehingga memperoleh hasil secara optimal.
Dalam pembelajaran melibatkan guru dan siswa. Peran guru dalam hal ini sangat penting, bagaimana guru harus lebih kreati dan inovatif. Disamping itu dalam pembelajaran menggunakan media dan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi, tujuan pembelajaran, karakteristik serta usia siswa sehingga pelajaran mudah dipahami, menyenangkan, dan pengalaman belajar yang lebih bermakna, Sesuai dengan tingkat usia siswa sekolah dasar, belajar secara kontekstual dengan media benda konkret akan memudahkan dalam belajar.
Karena mendekatkan siswa dengan benda-benda nyata. Sedangkan metode yang digunakan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Salah satu metode yang ada adalah metode discovery learning.
Discovery learning merupakan proses untuk menemukan sesuatu yang baru dalam kegiatan belajar mengajar. Proses belajar dapat menemukan sesuatu apabila guru menyusun terlebih dahulu materi yang akan disampaikan.
Selanjutnya peserta didik dapat menemukan sendiri berbagai hal yang penting dalam pembelajaran (Siregar, 2010:30). Sedangkan menurut Sund (Roestiyah, 2008:20) discovery learning adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip.
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (discovery/inquiry learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/Mengenal-Model-Pembelajaran-Discovery-Learning) .
Dengan menggunakan media benda konkret dan metode discovery learning, pembelajaran akan berpusat pada siswa,siswa akan belajar secara aktif, menemukan sendiri berdasarkan pengamatan, penghitungan, percobaan, pada benda-benda tersebut sehingga menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan siswa lebih kreatif. Juga akan memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna, membekas karena siswa terlibat dalam proses penemuannya.
Menurut Mutoharoh (2018) media konkret adalah alat yang dijadikan sebagai perantara atau pengantar informasi yang digunakan oleh pengajar untuk disampaikan kepada siswa dengan menggunakan alat yang benar-benar nyata, dapat dilihat, diraba, dipegang, dan digunakan oleh siswa.
Saat pembelajaran matematika kelas VI, pada materi bagian-bagian bangun ruang, di SDN Mangunsari 3 menggunakan media benda-benda konkret dan menggunakan metode discovery learning. Adapun benda yang dipakai yaitu alat peraga berupa bangun ruang kubus, balok, prisma, limas, kerucut, dan bola.
Pada awal kegiatan inti pembelajaran, guru membawa salah satu alat peraga yang paling sederhana yaitu kubus. Guru melakukan tanya jawab dengan tujuan agar siswa memahami konsep rusuk, sisi dan sudut terlebih dahulu. Guru juga menunjukkkan letak rusuk, sisi, sudutnya. Kemudian bersama siswa menghitung banyaknya.
Selanjutnya siswa dibuat kelompok. Masing-masing kelompok mengambil alat peraga yang sudah disiapkan. Secara berkelompok siswa memegang, menunjuk, menghitung banyaknya rusuk, sisi, titik sudut bangun ruang. Siswa mencatat hasilnya dan mempresentasikan di depan kelas.
Sebagai kegiatan penutup, guru menyediakan alat peraga, siswa maju ke depan kelas mengambil alat peraga secara acak. Siswa menunjuk, menghitung sisi, rusuk, dan titik sudutnya.
Dengan pembelajaran matematika materi bagian- bangun ruang dengan cara seperti tersebut di atas benar-benar memudahkan dalam pembelajaran. (uj/lis)
Guru SDN Mangunsari 3 Kec. Sawangan, Kabupaten Magelang