RADARSEMARANG.COM, Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu menciptakan suasana belajar siswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan bermakna bagi siswa. Menurut Kline dalam Pitadjeng (2015: 3), belajar akan efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.
Untuk itu, di dalam belajar anak diberi kesempatan menggunakan cara belajar yang mereka senangi. Berbagai inovasi pembelajaran terus diupayakan agar kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan menyenangkan dan bermakna.
Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi yang cepat merambah dunia pendidikan. Guru sebagai tenaga pendidik harus senantiasa meningkatkan kompetensinya agar mampu menyesuaikan dengan perkembangan peserta didik milenial saat ini sehingga mereka antusias dalam belajar.
Dalam mencapai tujuan pembelajaran diperlukan suatu upaya untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Problem Based Learning (PBL) kombinasi Teams Game Tournament (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SD Banyurojo 1.
Model pembelajaran PBL memberikan kesempatan peserta didik untuk memecahkan masalah dalam situasi kolaboratif dan mengakomodasi materi Ilmu Pengetahuan Sosial yang cukup banyak.
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) kombinasi Teams Game Tournament (TGT) mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, meningkatkan minat belajar, menumbuhkan jiwa kompetetif, dan melatih peserta didik dalam pemecahan masalah melalui proses berpikir kritis.
Menurut Herman dalam Isrok’atun (2018:44) bahwa Problem Based Learning (PBL) suatu pembelajaran yang mengacu pada keempat pilar pendidikan universal. Yaitu belajar memahami (learning to know), belajar melaksanakan atau melakukan (learning to do), belajar menjadi diri sendiri ( learning to be), belajar bekerja sama atau hidup dalam kebersamaan (learning to life together).
Belajar memahami yaitu siswa belajar suatu konsep pelajaran tidak menggunakan teknik menghafal, tetapi memahami isi dari konsep tersebut. Dalam memahami konsep tersebut maka siswa belajar melakukan secara langsung aktivitas belajar di dalam kelas sehingga dapat mengembangkan secara optimal potensi yang dimiliki.
Secara garis besar pembelajaran PBL kombinasi kooperatif TGT terdiri atas lima sintak atau tahapan. Yaitu tahap pertama, orientasi siswa pada masalah yang dilakukan dalam penyajian kelas. Pada tahap tersebut guru melakukan pengenalan kepada siswa mengenai masalah apa yang akan dipecahkan oleh siswa pada kegiatan pembelajaran.
Tahap kedua, mengorganisasi siswa untuk belajar dalam kelompok. Pada tahap ini guru mengorganisasikan siswa dalam suatu tugas belajar sesuai masalah yang akan dipecahkan oleh siswa secara kelompok.
Tahap ketiga, membimbing penyelidikan secara kelompok yang dikemas melalui permainan kelompok. Guru membimbing ketika siswa melakukan penyelidikan terkait masalah yang sedang dipecahkan.
Kegiatan yang dapat dilakukan selama proses pembelajaran ini yaitu mengungkapkan ide, curah pendapat atau diskusi secara bersama yang dilakukan dengan permainan.
Tahap keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil karya yang dikemas dalam suatu pertandingan. Hasil karya yang dimaksud adalah hasil pemikiran siswa berupa pemecahan masalah yang menjadi tugasnya.
Dalam penyajian laporan hasil karya ini dapat berupa laporan tertulis, laporan lisan, maupun model. Pada tahap ini siswa diberi kesempatan mengomunikasikan hasil pemikirannya. Tahap kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dengan memberikan penghargaan bagi kelompok terbaik.
Pada tahap ini guru menganalisis dan mengevaluasi apakah pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa sudah benar atau belum. Guru juga melakukan klarifikasi jika terdapat kesalahan yang dilakukan siswa dan guru memilih pemecahan masalah terbaik dengan memberikan penghargaan. (uj2/lis)
Guru SDN Banyurojo 1 Kec. Mertoyudan, Kabupaten Magelang