28.3 C
Semarang
Friday, 10 October 2025

Tingkatkan Hasil Belajar Perkalian dengan Berdendang di Taman Perkalian

Oleh: Siti Fauziah, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Dalam pembelajaran matematika, seringkali guru sebagai pusat pembelajaran. Sementara murid bersikap pasif karena hanya mengerjakan soal sebagai drill setiap hari.

Pola pembelajaran yang demikian, akan berakibat murid mengalami kejenuhan sehingga menjadi tidak atau kurang berminat terhadap pembelajaran matematika yang akhirnya dapat mempengaruhi hasil belajar.

Menurut ahli matematika Susilo (2012:22), “Matematika bukanlah sekadar kumpulan angka, simbol dan rumus yang tidak ada kaitannya dengan dunia nyata. Justru sebaliknya matematika tumbuh dan berakar dari dunia nyata”.

Sehingga seharusnya guru menyiapkan media yang bisa membuat murid berpikir kritis dan kreatif. Apalagi didukung teori belajar matematika, Bruner dalam Asiyah (2007), terdapat 3 model tahapan perkembangan kognitif manusia dalam belajar matematika, yaitu tahapan enaktif (menggunakan benda konkret), tahapan ikonik (menggunakan gambar/diagram) dan tahapan simbolik (memanipulatif simbol-simbol/lambang objek tertentu).

Oleh karena itu pembelajaran matematika harus dilakukan dengan strategi dan metode yang kreatif, menarik, dan bervariasi sehingga bisa menciptakan pembelajaran yang menyenangkan serta tidak membuat murid rumit dalam penerapannya. Dengan demikian murid antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

Merujuk pada teori di atas, untuk mendampingi murid dalam pembelajaran berhitung perkalian dasar matematika di kelas 2 di SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga, guru menggunakan media pembelajaran “Berdendang di Taman Perkalian”, yaitu berhitung dengan senang di taman perkalian.

Media ini dibuat dengan bahan dan alat yang yang mudah didapatkan yaitu kertas karton duplex, spidol, bekas stik es krim yang ditempeli bunga dari kertas, gelas plastik bekas sejumlah 10 buah, lem. Kemudian kertas lipat untuk menghias karton, plastik mika, selotip dan kertas angka 0 sampai 9.

Langkah membuat media “taman perkalian” ini juga tidak sulit. Pertama, tempelkan bekas gelas plastik di kertas duplek. Selanjutnya hias bekas stik es krim dengan membungkus menggunakan kertas lipat dan tempeli bagian atasnya dengan bentuk bunga-bunga. Letakkan bekas stik es berbunga dalam wadah bekas gelas plastik yang juga ditempel di kertas duplek.

Selanjutnya siapkan 3 potongan plastik mika yang dibentuk menyerupai kantong untuk tempat memasukkan angka ketika akan menuliskan perkalian. Plastik mika tersebut ditempel di bagian paling atas kertas duplek.

Cara menggunakannya yaitu, pertama guru bisa memberikan kartu berisi soal cerita perkalian sederhana. Misal terdapat perkalian 3 dan 2, maka murid akan mengambil 2 stik bunga yang dimasukkan ke dalam sebuah gelas, mengambil kembali 2 stik dimasukkan ke dalam gelas berikutnya, mengambil lagi 2 stik dan dimasukkan ke dalam gelas berikutnya. Sehingga akan ada 3 gelas yang masing-masing terisi 2 stik bunga.

Murid akan mengambil angka 3 dan angka 2 untuk dimasukkan ke dalam plastik mika yang tertempel di bagian atas karton. Selanjutnya murid akan menghitung jumlah semua stik bunga dan mengambil angka sebagai hasilnya dan dimasukkan ke kantung mika.

Kegiatan tersebut dapat diulang-ulang, sehingga murid terlatih menemukan konsep menghitung perkalian sebagai bentuk penjumlahan yang berulang.
Melalui kegiatan seperti ini, secara tidak sadar, murid bermain namun juga sambil belajar.

Perkalian menjadi tidak membosankan lagi untuk murid kelas 2. Yang pada akhirnya juga melatih murid berpikir kritis melalui soal cerita dan hasil belajarpun akan meningkat. (uj2/lis)

Guru Kelas II SD Negeri Sidorejo Lor 06 Salatiga


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya