RADARSEMARANG.COM, Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuhkan potensi sumber daya manusia (SDM) atau peserta didik dengan cara melakukan proses pembelajaran serta mendapatkan fasilitas belajar (Muhibbin Syam, 2013).
Tujuan pendidikan secara bertahap adalah memenuhi kebutuhan dengan mengembangkan pengetahuan yang telah ada secara bertahap. Tentunya perlu berbagai cara yang dapat dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung agar peserta didik dapat menyerap ilmu dengan baik.
Masalah yang sering terjadi pada pendidikan salah satunya adalah peserta didik terkadang kesulitan dalam memahami materi tertentu, contohnya pada pelajaran matematika. Seperti halnya di SD Sirahan 2.
Pembelajaran matematika pada peserta didik sekolah dasar harus memperoleh perhatian yang lebih. Karena itu, kemampuan guru untuk memilih, menguasai dan menerapkan pendekatan, strategi serta metode dan teknik-tekniknya menjadi penentu keberhasilan peserta didik dalam menguasai pelajaran tentang bangun datar.
Bangun datar adalah bidang yang memiliki ukuran panjang dan lebar tertentu. Pada bangun datar terdapat berbagai macam bentuk. Seperti persegi, persegi panjang, segitiga, dan masih banyak lagi.
Untuk itu peserta didik dituntut dapat menghafalkan berbagai macam bentuk yang ada dalam bangun datar. Tak jarang peserta didik kesulitan dalam mempelajari bangun datar serta merasa jenuh.
Misalnya bentuk yang memiliki empat sudut yakni persegi, persegi panjang, belah ketupat, yang bentuknya hampir sama. Ada juga bentuk yang memiliki tiga sudut seperti segitiga sama kaki, segitiga siku-siku, segitiga sama sisi. Karena itu perlu solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Proses pembelajaran matematika hendaknya menggunakan sebuah media yang dapat mempermudah penjelasan atau penyampaian dalam materi bangun datar, sehingga materi tersebut terasa lebih mudah dan menyenangkan untuk peserta didik.
Menurut Latuheru (2005) media pembelajaran merupakan bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar proses interaksi dengan guru dan peserta didik dapat berlangsung secara tepat.
Gambar secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 jenis. Yaitu sketsa, lukisan dan foto. Sketsa biasa disebut juga sebagai gambar garis, yakni gambar sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian pokok suatu objek tanpa detail.
Lukisan adalah gambar hasil representasi simbolis dan artistik seseorang tentang suatu obyek atau situasi (Asyhar, 2011). Sehingga dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbentuk gambar merupakan segala sesuatu yang berbentuk bahan, alat, atau teknik yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dengan lukisan atau foto.
Berkaca pada teori di atas, langkah yang diambil dengan menggunakan media yang berbentuk gambar serta dapat membuat pembelajaran menjadi menyenangkan untuk mengatasi kebosanan peserta didik.
Salah satu media pembelajarannya adalah picture and picture, karena memanfaatkan gambar sebagai media pembelajarannya, caranya dengan memasangkan dan mengurutkan beberapa gambar dalam urutan yang logis (Suprijono, 2014).
Artinya pembelajaran akan lebih mudah oleh media gambar yang memberikan konteks lebih. Model pembelajaran picture and picture adalah model pembelajaran yang mengandalkan gambar yang menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran, tepatnya gambar dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis.
Maka, sebelumnya guru harus sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan, baik dalam bentuk poster, kartu ukuran besar, maupun ditampilkan menggunakan proyektor LCD.
Dapat disimpulkan bahwa model picture and picture adalah model pembelajaran yang menggunakan beberapa gambar sebagai media yang menarik dan memberikan konteks tambahan terhadap suatu materi serta dapat membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. (pf/lis)
Guru Kelas IV SDN Sirahan 2, Kec. Salam, Kabupaten Magelang.