RADARSEMARNG.ID, BAHASA Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk peserta didik SMK. Karena Bahasa Inggris mempunyai peranan yang penting sebagai bahasa komunikasi yang dipergunakan hampir di seluruh dunia (Brumfit, 2001).
Oleh karena itu guru harus berusaha agar peserta didik dapat menguasai Bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan dengan baik. Indikator bahwa peserta didik dapat menguasai materi Bahasa Inggris dengan baik ditunjukkan oleh nilai mereka yang harus melampaui batas KKM, yaitu sebesar 75.
Untuk mencapai hal itu, maka diperlukan tekhnik, metode dan media belajar yang berbeda serta menarik sehingga materi yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh peserta didik.
Pelajaran Bahasa Inggris untuk sebagian peserta didik juga merupakan pelajaran yang membosankan karena mereka merasa kesulitan untuk menghafalkan kosa kata, dikarenakan berbedanya antara tulisan dan cara membacanya.
Selain itu pemahaman kosakata yang dikuasai oleh peserta didik sangat terbatas dan tidak merata dalam satu kelasnya, kecerdasan dan cara belajar peserta didik yang berbeda yang menyebabkan penguasaan kosakata peserta didik sangat rendah.
Oleh kareana itulah seorang guru dituntut untuk kreatif serta inovatif dalam melaksanakan pembelajaran. Kreatifitas ini sangat diperlukan agar peserta didik bisa berperan aktif sehingga potensi mereka dapat tereksplor dengan baik (Naim, 2009).
Dari hasil penilaian formatif Bahasa Inggris di kelas penulis, didapatkan data bahwa 85% peserta didik kurang fokus, mengeluh kesulitan untuk memahami dan menghafalkan kosakata dengan baik, sehingga mendapatkan nilai yang kurang bagus.
Sedangkan 15% peserta didik sangat menikmati proses pembelajaran, sehingga mendapatkan nilai yang lebih baik, dengan rata-rata 80.
Berdasarkan hasil penilaian tersebut, yaitu bahwa ada 85% belum tuntas, dengan indikator peserta didik kesulitan menghafalkan kosakata dengan baik, penulis mencoba untuk menggunakan media pembelajaran yang lebih menarik dan disukai oleh peserta didik.
Media pembelajaran Bahasa Inggris yang penulis gunakan adalah Crossword Puzzle (Cozzle). Crossword Puzzle merupakan permainan yang dipergunakan utnuk mengasah otak dengan mencari dan mengingat kata-kata yang tepat untuk jawaban sesuai dengan jumlah kotak yang disediakan (Cahyo, 2011).
Menurut Silberman (2013), dengan menggunakan teka-teki silang maka siswa akan lebih berminat dan berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran.
Pada pembelajaran Bahasa Inggris menggunakan Cozzle di kelas 12 TKJ1 di SMK Negeri 1 Purwodadi, penulis membagi peserta didik menjadi 9 kelompok, sehingga setiap kelompok terdiri dari 4 orang peserta didik. Pengelompokan dilakukan oleh penulis secara acak dengan karakteristik peserta didik yang heterogen.
Langkah berikutnya adalah peserta didik dipersilakan untuk mendengarkan lagu berbahasa Inggris menggunakan headset masing-masing agar kelas tetap tenang dan peserta didik fokus pada pembelajaran.
Lagu diputar selama 3 kali, kemudian peserta didik diberikan lembar kerja berupa Cozzle yang harus diisi oleh tiap kelompok dengan pertanyaan sejumlah 20 nomor.
Hasil diskusi kelompok kemudian dipresentasikan di depan kelas sehingga semua peserta didik dapat menyimak dengan baik. Untuk peserta didik yang belum memahami kosakata yang ditampilkan, bisa ditanyakan kepada kelompok yang sedang melakukan presentasi.
Pada pembelajaran dengan menggunakan Cozzle ini, peserta didik dituntut untuk aktif membuka kamus baik kamus digital maupun cetak. Penulis melihat bahwa dengan menggunakan Crozzle ini peserta didik terlihat sangat antusias dalam mengemukakan ide di dalam kelompok dan juga di kelas besar. Mereka sangat bersemangat untuk menyelesaikan Cozzle yang diberikan.
Itulah pengalaman penulis dalam mengajarkan pemahaman dan penghafalan kosakata dalam Bahasa Inggris. Penulis dapat menyimpulkan bahwa peserta didik sangat antusias dalam pembelajaran Bahasa Inggris menggunakan Cozzle ini. Hasil penilaian formatif peeserta didik juga meningkat setelah menggunakan Cozzle. Hal ini dapat dilihat bahwa 96% peserta didik mendapatkan nilai di atas KKM.
Berdasarkan pengalaman penulis tersebut, maka pemakaian Cozzle dalam pembelajaran Bahasa Inggris sangat disarankan sebagai salah satu alternatif pilihan di dalam meningkatkan penguasaan kosakata peserta didik dan hasil pembelajaran Bahasa Inggris.
Pandangan peserta didik akan berubah dari pembelajaran Bahasa Inggris yang membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan dengan penerapan Cozzle ini. (ps1/zal)
Guru Bahasa Inggris SMKN 1 Purwodadi