28 C
Semarang
Saturday, 19 April 2025

Bimbingan Klasikal dengan Teknik Numbered Heads Together Meningkatkan Minat Studi Lanjut

Oleh: Maskan, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Program bimbingan yang bisa diberikan oleh Guru Bimbingan dan Konseling salah satunya adalah melalui layanan bimbingan klasikal. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa layanan bimbingan klasikal atau layanan bimbingan dan konseling di dalam kelas merupakan layanan yang diberikan kepada semua peserta didik, dalam bentuk tatap muka terjadwal dan rutin setiap kelas/per minggu.

MTs Negeri 2 Demak sebagai salah satu tempat penyelenggara pendidikan dituntut untuk senantiasa memberikan pelayanan yang lebih baik kepada peserta didik. Sangat disayangkan sekali manakala peserta didik ketika sudah memasuki masa-masa akhir di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus kebingungan untuk memilih arah peminatan studi lanjut yang sesuai dengan bakat dan minatnya, apakah akan melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) atau akan melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kelak.

Hasil pengamatan selama satu semester gasal menunjukan minat peserta didik kelas IX MTs Negeri 2 Demak dalam menentukan arah peminatan untuk menentukan studi lanjut masih sangat rendah, terlihat dari perilaku mereka ketika dilakukan observasi pada sebagian peserta didik, mereka masih kebingungan dalam menentukan arah peminatan studi lanjut. Dari enam kelas yang diampu Guru Bimbingan dan Konseling pada kelas IX MTs Negeri 2 Demak, kelas yang mempunyai minat terendah yaitu kelas IX E.

Fenomena dalam melanjutkan atau memilih program studi menunjukan bahwa peserta didik tamatan MTs Negeri 2 Demak yang memasuki SMA/MA dan SMK belum semuanya didasarkan atas peminatan peserta didik yang didukung oleh potensi dan kondisi diri berdasarkan kemampuan dasar umum (kecerdasan), bakat, minat dan kondisi fisik serta sosial budaya dan minat karir mereka.

Akibatnya perkembangan mereka kurang optimal, tidak seperti yang diharapkan. Slameto (2013) mendefinisikan minat sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri.

Andori dan Zaenuddin (2013:2) mengemukakan bahwa arah peminatan untuk peserta didik SMP/MTs yaitu; minat belajar dan berprestasi, melanjutkan pelajaran dan pemahaman tentang pekerjaan atau karir dan kemungkinan bekerja.

Bimbingan Konseling melalui layanan bimbingan klasikal penekannya diberikan kepada bagaimana mengajak peserta didik untuk belajar lebih memahami tentang pengambilan keputusan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dengan berbagai informasi yang telah didapat berkaitan dengan sekolah SMA/MA atau SMK.

Prayitno (2002:76) menyatakan, tujuan diberikannya layanan bimbingan klasikal melalui informasi adalah untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.

Alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk menjawab permasalahan di atas salah satunya adalah dengan melalui layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan teknik Number Head Together tentang arah peminatan studi lanjut.

Layanan Bimbingan Klasikal merupakan layanan yang diberikan kepada sejumlah peserta didik/konseli dalam satu rombongan belajar dan dilaksanakan di kelas dalam bentuk tatap muka antara guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan peserta didik/konseli. Metode bimbingan klasikal antara lain diskusi, bermain peran, dan ekspositori.

Dalam kegiatan layanan bimbingan klasikal didalamnya menggunakan teknik Number Head Together, yaitu merupakan teknik melatih ketrampilan peserta didik dalam berdiskusi, dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, selain itu setiap peserta didik menjadi siap menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru karena secara otomatis peserta didik yang pandai dapat mengajari peserta didik yang kurang pandai dalam kelompoknya (Spancer Kagan, 1992). (md2/ton)

Guru Bimbingan Konseling (BK) MTs Negeri 2 Demak


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya