28 C
Semarang
Monday, 16 June 2025

Tingkatkan Keterampilan Menulis Teks Laporan Percobaan dengan Project Based Learning

Oleh: Ernawati, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills) (Tarigan, 2008:1).

Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang erat dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas pula jalan pemikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktik dan banyak latihan.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling sulit dan kompleks dibandingkan menyimak, berbicara, dan membaca. Keterampilan menulis dikuasai peserta didik setelah ia menguasai ketiga keterampilan tersebut.

Keterampilan menulis menuntut penguasaan peserta didik terhadap unsur kebahasaan dan unsur-unsur di luar kebahasaan yang akan menjadi isi karangan. Selain itu, keterampilan menulis juga memerlukan latihan terus menerus supaya peserta didik semakin terampil menulis.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dikelas IX MTs Negeri 2 Demak, tempat penulis mengajar, diperoleh hasil bahwa keterampilan menulis teks laporan percobaan masih rendah.

Hal ini diperkuat dengan data yang diperoleh peneliti dari para peserta didik yang menyatakan bahwa mereka masih mengalami kesulitan untuk menyusun teks yang sesuai dengan isi, tema yang dipilih, menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan, menyusun paragraf yang runtut dan padu, memilih dan menggunakan kata yang tepat, menyusun kalimat efektif dan menggunakan ejaan yang tepat.

Penyebab rendahnya keterampilan menulis siswa salah satunya yaitu belum menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas peserta didik, guru belum menyajikan materi menulis yang menarik, inspiratif, dan kreatif. Guru masih menerapkan model pembelajaran konvensional dengan mengunakan metode ceramah dan penugasan sehingga kelas masih didominasi oleh guru. Peserta didik lebih banyak mendengarkan penjelasan guru dan melaksanakan tugas jika guru memberikan tugas/latihan setelah penjelasan dari guru selesai. Peserta didik bersikap pasif karena hanya menerima informasi dari guru. Peserta didik tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami belajar, berpikir, dan memotivasi diri sendiri.

Guru harus dapat menciptakan pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mencapai tujuan. Pembelajaran tersebut harus mampu mengubah paradigma pembelajaran yang semula berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik. Guru bukan satu-satunya sumber belajar.

Peserta didik dapat belajar dari peserta didik lain dan sumber belajar yang berada di lingkungan peserta didik, di mana pun dan kapan pun perserta didik tersebut beraktivitas.

Dengan demikian, materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan analisis, aplikasi, dan sintesis.

Solusi yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi kekurangberhasilan pembelajaran menulis menurut peneliti adalah dengan mencoba model pembelajaran yang bervariatif dan membuat siswa lebih aktif selama proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajara Project Based Learning.

Model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) adalah sebuah pembelajaran dengan aktivitas jangka panjang yang melibatkan peserta didik dalam merancang, membuat, dan menampilkan produk untuk mengatasi permasalahan dunia nyata (Sani, 2014: 172). Model Project Based Learning memiliki pengalaman belajar lebih menarik dan bermakna untuk pelajar.

Melalui model pembelajaran ini materi pembelajaran menulis dikaitkan dengan permasalahan kehidupan sehari-hari yang bersifat faktual. Peserta didik diminta untuk merumuskan hipotesis dan pemecahan masalah.

Dengan cara ini akan melatih peserta didik berpikir kritis, memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran, dan semakin mudah menuangkan ide-idenya berdasarkan hal-hal yang konkret. (md3/ton)

Guru Bahasa Indonesia MTs Negeri 2 Demak


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya