29.1 C
Semarang
Saturday, 23 August 2025

Strategi Pembelajaran SAL Tingkatkan Hasil Belajar PPKn

Oleh: Hj. Henny Nurchajati, S.Ag., M.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pendidikan sebagai suatu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar menjadi manusia seutuhnya berjiwa Pancasila. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional juga menyatakan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh UUD 1945.

Tujuan PPKn sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 mengenai Standar Isi yang salah satunya adalah peserta didik mampu berfikir kritis, rasional dan kreatif dalam menghadapi isu kewarganegaraan. Agar mencapai tujuan ini peranan guru sangat menentukan.

Permasalahan pembelajaran PPKn terjadi di kelas IV MI Babul Ulum. Berdasarkan hasil dari pengamatan penulis, yang juga merupakan Guru Kelas di MI Babul Ulum, pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran PPKn masih kurang optimal, ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang rendah.

Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran guru kurang memotivasi siswa, kurang maksimal dalam menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan masih menggunakan media pembelajaran seadanya.

Sehingga dalam pembelajaran aktivitas siswa kurang, masih rendahnya kerjasama antar siswa, masih merasa malu ketika guru meminta untuk tampil di depan kelas karena tidak ada rasa percaya diri, kurang bisa bergotong royong dengan seluruh siswa. Selain itu, siswa juga sering bermain-bermain di kelas yang bisa menganggu siswa yang lain dalam belajar, hal ini menyebabkan hasil belajar siswa rendah.

Berdasarkan diskusi bersama sesama pendidik untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, penulis menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, meningkatkan keterampilan guru dan meningkatkan hasil pembelajaran PPKn. Maka penulis menggunakan salah satu model pembelajaran yaitu model student active learning (SAL).

Pembelajaran SAL adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal (Gagne dan Briggs dalam Suyatno, 2011: 10).

Pembelajaran aktif (Active Learning) adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk melakukan sesuatu dan berfikir mengenai apa yang dikerjakannya.

Dengan demikian esensi pembelajaran aktif sesungguhnya adalah belajar bagaimana belajar (lear how to learn). Bruce Lee menegaskan bahwa “learning is definitely not more imitation, nor is it the ability to accumulate and regurgitate fixed knowledge. Learning is constant process of discovery, a process without end” (Beattie, 2005).

Definisi ini memberikan pengertian bahwa pembelajaran bukan hanya sekedar menirukan, mmengakumulasikan dan mengulang informasi dan pengetahuan yang telah diterima, akan tetapi belajar itu lebih kepada proses yang berkelanjutan untuk menemukan sesuatu informasi. Belajar adalah sebuah proses tiada henti. Pengertian ini memberikan arti bahwa belajar adalah aktifitas yang dilakukan siswa bukan apa yang dilakukan oleh guru.

Karena model student active learning (SAL) ini disesuaikan juga dengan karakter siswa SD/MI yang masih suka bermain, sehingga dalam pembelajaran siswa tidak hanya bermain saja tetapi siswa juga dapat bermain sambil belajar, dengan bertindak langsung siswa akan lebih senang dan pembelajaran akan mudah untuk diserap oleh siswa.

Penerapan model student active learning (SAL) dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar pada pembelajaran PPKn siswa kelas IV. (md2/ton)

Guru MI Babul Ulum


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya