RADARSEMARANG.COM – Mata pelajaran wajib yang diikuti peserta didik pada kurikulum 2013 salah satunya adalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Tujuan utama mata pelajaran tersebut untuk membentuk insan yang berbudi pekerti luhur.
Realitanya untuk mencapai tujuan pembelajaran banyak sekali kendala yang dialami ketika proses belajar mengajar.
Salah satu faktor penghambat ialah banyaknya materi yang harus dipelajari. Sedangkan alokasi waktu yang tersedia sangatlah pendek sehingga dirasa kurang memadai.
Dari nilai ulangan peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1 Salaman pada bab menelaah ancaman terhadap integrasi nasional, masih tergolong rendah.
Hafalan materi yang cukup banyak menimbulkan rasa bosan jika hanya disampaikan secara konvensional. Proses belajar mengajar yang membosankan membuat siswa kurang konsentrasi dan mengantuk.
Menyikapi problema tersebut, guru harus memiliki inovasi model pembelajaran. Pada kasus ini, penulis menerapkan model pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif ialah model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan interaksi antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan guru, maupun peserta didik dengan lingkungan belajarnya.
Menurut penulis, jigsaw menjadi salah satu jalan guna meningkatkan nilai ulangan PPKn peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Salaman pada materi menelaah ancaman terhadap integrasi nasional.
Menurut Fathurrohman (2015: 63) model pembelajaran jigsaw adalah suatu teknik pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Proses belajar mengajar kali ini, jigsaw menggunakan pendekatan saintifik dimana tahapan yang dilalui peserta didik meliputi 5M yakni mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar atau mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Model pembelajaran jigsaw dapat diterapkan melalui beberapa langkah. Langkah pertama guru membuka pelajaran melalui kegiatan apersepsi seperti tebak gambar.
Contohnya guru menayangkan foto tindakan anarkis pada saat terjadinya demonstrasi. Kemudian, guru menanyakan kepada peserta didik berkenaan dengan apa yang mereka ketahui tentang gambar tersebut.
Langkah kedua, guru menginformasikan tujuan pembelajaran. Sesuai silabus kurikulum 2013 materi menelaah ancaman terhadap integrasi nasional memiliki tujuan peserta didik diharapkan mampu memahami ancaman terhadap integrasi nasional, bersikap responsif dan proaktif atas ancaman terhadap negara.
Peserta didik diharapkan dapat mengkaji kasus-kasus ancaman di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.
Ketiga, guru menjelaskan materi ancaman terhadap integrasi nasional melalui slide power point. Guru menjelaskan pula setelah ini akan dilakukan permainan. Hal tersebut dilakukan agar menggugah kesadaran peserta didik untuk lebih konsentrasi dan antusias.
Keempat, guru membagi materi ancaman terhadap integrasi nasional menjadi lima bagian. Yakni ancaman di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.
Sebelum menerapkan model pembelajaran jigsaw guru harus memahami terlebih dahulu cara mengelompokan peserta didik. Dalam pengelompokan, anggota diupayakan heterogen.
Adapun teknik untuk mengelompokkan peserta didik dapat ditempuh berdasarkan metode sosiometri, berdasarkan kesamaan nomor, atau menggunakan teknik acak (Nurhadi, 2004:68).
Kelima, anggota dari setiap kelompok yang mendapatkan materi sama membentuk kelompok. Kelompok ini mendapat sebutan sebagai kelompok ahli. Banyaknya kelompok ahli sama dengan banyaknya bagian materi yang ingin dipelajari satu kali tatap muka.
Keenam, setelah materi didiskusikan dan dibahas pada kelompok ahli, masing-masing anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asalnya untuk mengajarkan kepada anggotanya.
Langkah terakhir, guru bersama peserta didik melakukan evaluasi serta menyimpulkan materi ancaman terhadap integrasi nasional.
Dilihat dari hasil ulangan harian peserta didik kelas XI SMA Negeri 1 Salaman setelah menerapkan model pembelajaran jigsaw pada materi ancaman terhadap integrasi nasional terbukti berhasil mendongkrak nilai.
Model pembelajaran dengan jigsaw mampu meningkatkan konsentrasi, keaktifan, kreativitas, serta daya ingat peserta didik menjadi lebih tajam guna mencapai hasil belajar yang lebih maksimal.
Penerapan pembelajaran inovatif diharapkan mampu mendorong minat belajar peserta didik menjadi lebih mengasyikkan. (uj/lis)
Guru PPKn SMAN 1 Salaman, Kabupaten Magelang