30 C
Semarang
Saturday, 11 October 2025

TGT Tingkatkan Pemahaman Siklus Air

Oleh: Setiyanto, S.Pd.SD.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pada dasarnya materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) di tingkat sekolah dasar memuat fenomena alam dan pengetahuan alam di sekitar anak.

Pengetahuan yang didapatkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mata Pelajaran IPAS melatih anak untuk berpikir kritis dan berpotensi membentuk pribadi anak. Kemampuan anak untuk bersikap kritis dan kreatif dapat terwujud jika anak memiliki minat yang baik terhadap pembelajaran.

Menurut Sumaji (2003: 31) minat dapat tumbuh dengan baik jika pembelajaran dilakukan dengan cara yang menarik. Pembelajaran yang menyenangkan dapat menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, khususnya mata pelajaran IPAS tentang siklus air.

Berdasarkan pengamatan guru sekaligus peneliti sebagian besar siswa di SDN 2 Tambahrejo Kecamatan Pageruyung Kabupaten Kendal tidak menyukai belajar IPAS, karena IPAS merupakan salah satu pelajaran yang sulit.

Penyebab kesulitan belajar siswa berasal dari beberapa faktor diantaranya berasal dari guru dan siswa tersebut. Faktor yang berasal dari guru adalah selalu menggunakan metode ceramah dan tanya jawab ketika pembelajaran berlangsung sehingga siswa merasa bosan dan malas mengikuti pelajaran.

Adapun faktor yang muncul dari siswa yaitu rendahnya minat belajar yang berakibat kurangnya perhatian siswa pada saat pembelajaran. Oleh karena itu guru sebagai pengelola kelas harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar siswa menjadi berminat mengikuti pelajaran.

Untuk meningkatkan semangat belajar siswa pada mata pelajaran IPAS salah satu cara guru memilih model pembelajaran TGT (Team Games Tournament), karena model pembelajaran ini adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan dan mengandung unsur permainan sehingga memungkinkan siswa untuk belajar lebih rileks, menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama antar teman (Hamdani, 2011: 92).

Menurut Trianto (2013: 83), model pembelajaran TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa adanya perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.

Di samping itu pembelajaran tersebut mempunyai beberapa kelebihan, menurut Taniredja (2011: 72) diantaranya: siswa memiliki kebebasan untuk berinteraksi dalam kelas kooperatif, rasa percaya diri siswa menjadi lebih tinggi, meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.

Penerapan pembelajaran kooperatif model TGT yang dilakukan Penulis adalah: (1). Penyajian kelas (Class Presentations); Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung, ceramah, dan diskusi; (2). Kelompok (Teams); Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin dan ras atau etnik; (3). Game; Game terdiri dari pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan; (4). Turnamen; Biasanya turnamen dilakukan pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru melakukan presentasi kelas dan kelompok sudah mengerjakan lembar kerja; (5). Penghargaan kelompok (Team Recognition); Guru mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria yang ditentukan.

Setelah siswa melakukan seluruh tahap-tahap pembelajaran model TGT diperoleh hasil bahwa tingkat penguasaan materi yang dicapai siswa membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran TGT dapat meningkatkan pemahaman siklus air siswa kelas IV SDN 2 Tambahrejo Kecamatan Pageruyung.

Pembelajaran menjadi menyenangkan bahkan siswa menjadi lebih semangat, aktif, antusias dan merasa tidak bosan mengikuti pembelajaran.

Guru Kelas IV SD N 2 Tambahrejo, Pageruyung, Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya