RADARSEMARANG.COM, Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan tertinggi dan rumit dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Karena menulis melibatkan berbagai keterampilan lainnya, diantaranya menyusun pikiran dan perasaan dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk kalimat yang tepat sesuai kaidah tata bahasa.
Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting. Mengapa dianggap penting? Keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaan melalui karangan.
Dengan kata lain menulis adalah sarana mengekspresikan ide-ide, pengungkapan perasaan penulisnya. Menurut (Dalman, 2016:7) menulis adalah sebuah kegiatan yang menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan atau sebagaimananya menjadikan wujud lambang atau tanda atau tulisan bermakna.
Keterampilan menulis seseorang dapat dikembangkan melalui latihan berkesinambungan. Sehingga diperlukan teknik yang tepat dan menyenangkan, yang dapat meningkatkan minat dalam pembelajaran menulis teks persuasi.
Kemudian bagaimanakah cara yang dapat dilakukan oleh seorang pendidik supaya murid dapat mengikuti proses pembelajaran dengan menyenangkan dan tujuan belajar tercapai?
Selama proses pembelajaran terjadi interaksi antara pendidik dengan murid. Suasana yang tercipta sebaiknya menyenangkan, berdaya, dan berhasil guna. Hal ini ditandai adanya keterlibatan secara positif dan aktif dari kedua belah pihak. Proses keterlibatan ini sangat bergantung pada pendidik dalam menyusun rencanaan, mengelolaan, dan menyampaiannya.
Pendidik harus mampu mengembangkan seni pembelajaran teks persuasi secara tepat, bervariasi, dan inovatif. Sebaiknya, pembelajaran memberikan murid lebih banyak waktu berpikir secara individu dan berkelompok untuk merespon, saling membantu sehingga menyenangkan, bersemangat, serta tercipta kebahagiaan.
Hal ini akan menumbuhkan murid dapat menuangkan ide dalam bentuk kata, merangkai kata yang sudah ada di kepala.
Salah satu cara yang dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis teks persuasi adalah melalui teknik 3M. Teknik 3M (mengamati, meniru, dan menambahi). Teknik ini diajarkan oleh Mardjuki (dalam Harefa, 2002:31).
Langkah pertama dari teknik 3M adalah mengamati. Mengamati diartikan sebagai kegiatan melihat dengan cermat dan teliti mengenai sebuah objek. Kaitannya dalam pembelajaran menulis teks persuasi, murid mengamati teks persuasi yang telah tesedia. Tugas murid dalam tahap ini menemukan unsur-unsur dan struktur teks persuasi.
Meniru adalah langkah kedua dari teknik 3M. Meniru dalam pembelajaran bukan “menjiplak” teks yang ada di depan murid. Murid bukan menjiplak kata per kata, kalimat per kalimat dari teks yang disajikan.
Akan tetapi murid meniru unsur-unsur yang harus ada dalam teks dan struktur penulisannya. Langkah terakhir dalam teknik 3M adalah menambahi. Menambahi dalam hal ini adalah memberikan ide kreatif dari penulis sehingga berbeda dengan objek tiruannya.
Misalnya dalam objek tiruan ada struktur yang belum menonjol, maka dalam tulisan murid dapat menambahi atau mengembangkan menjadi tulisan yang lebih menarik sehingga strukturnya tanpak jelas dan lengkap sesuai dengan kaidah penulisan teks persuasi.
Menurut Wicaksono (2014:95) keunggulan teknik 3M yaitu: 1) melatih kemampuan menulis, 2) membangkitkan kegairahan belajar siswa, 3) menuntut siswa lebih aktif dan kreatif, 4) menambah kepercayaan diri siswa, dan 5) memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Melihat keunggulan teknik 3M ini, maka teknik ini diharapkan murid dapat berlatih menulis teks persuasi dengan menyenangkan, lebih mudah menuangkan ide-ide sesuai objek yang ditirunya. Sehingga proses kreatif tersebut terlaksana dengan lancar. Akhirnya tujuan pembelajaran dapat tercapai. (ips1/ton)
Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Siwalan, Kab. Pekalongan