RADARSEMARANG.COM, Guru sebagai tenaga pendidik memegang peran penting untuk kemajuan pendidikan. Guru menjadi salah satu kunci keberhasilan peserta didiknya. Perbaikan yang dilakukan guru sebagai tenaga pendidik di dalam kelas bertujuan meningkatkan kualitas proses pembelajaran di dalam kelas.
Saat proses pembelajaran untuk menyampaikan ilmu dengan baik, dibutuhkan interaksi dua arah antara guru dengan peserta didik. Ketika guru telah mengajarkan ilmunya dengan begitu menguasai, namun peserta didiknya tidak bisa atau tidak memiliki kemauan untuk menerimanya, maka ilmu akan terbuang sia-sia. Oleh karena itu, kualitas proses pembelajaran perlu terus-menerus ditingkatkan.
Proses Bisnis Otomotif merupakan materi dalam mata pelajaran produktif, khususnya DDO (Dasar-Dasar Otomotif) yang membahas tentang serangkaian aktivitas bisnis yang berkaitan dengan produk bisnis. Materi ini tergolong sulit untuk dipahami peserta didik. Hal ini ditunjukkan nilai ulangan harian peserta didik tergolong rendah. Terdapat beberapa siswa belum dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 70. Peserta didik yang belum mencapai KKM sebanyak 19 (61,29 persen) dari 31 siswa. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 12 (38,71 persen).
Pemilihan model pembelajaran menjadi hal penting. Model pembelajaran yang cocok akan membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan dan berjalan lebih efektif. Di Kelas X TO 7 SMK Negeri Karangpucung, guru berganti-ganti menerapkan model pembelajaran dalam kelas. Namun, masih kurang variatif. Guru masih sering menggunakan model ceramah setelah itu menyuruh siswa untuk mengerjakan latihan soal.
Model ceramah masih membutuhkan arahan dari guru. Model ini kurang membuat siswa mendalami materi dengan baik. Penulis kemudian berinovasi dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT).
NHT dikembangkan Spencer Kagan (1992). Model ini memberikan kesempatan siswa saling memberikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. Ciri khas NHT yaitu pada saat presentasi hasil diskusi, guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya secara acak.
Miftahul Huda (2011: 130) menyatakan pemanggilan secara acak akan memastikan semua siswa benar-benar terlibat dalam diskusi tersebut. Hal tersebut tentunya dapat membuat siswa benar-benar memahami materi dan hasil belajar menjadi lebih maksimal.
Langkah-langkah pembelajaran NHT yaitu : Pertama, Guru menyiapkan alat dan media pembelajaran, Kedua, Guru membagi siswa berkelompok dengan beranggotakan 3-5 orang yang memiliki karakteristik berbeda.
Ketiga, Guru memberikan materi beserta lembar kerja kepada siswa untuk diselesaikan. Keempat, Siswa berdiskusi dengan teman satu kelompok untuk menyelesaikan tugas dan menjawab pertanyaan. Setiap anggota wajib memahami materi dan memiliki jawaban yang sama atau sepakat.
Kelima, Guru memanggil atau menyebutkan satu nomor. Kemudian, setiap siswa dalam masing-masing kelompok yang memiliki nomor yang sesuai maju untuk mempresentasikan hasil diskusi atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Keenam, Guru mengajak seluruh siswa untuk menyimpulkan bersama- sama apa yang telah didiskusikan.
Pembelajaran NHT ternyata sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dibuktikan meningkatnya jumlah siswa yang nilainya mencapai di atas KKM. Ada peningkatan ketuntasan.
Pembelajaran NHT melatih siswa untuk bekerja sama dengan teman sekelompoknya, membantu siswa mengembangkan ide-idenya, melatih siswa berpikir kritis dalam memecahkan masalah, dan meningkatkan pemahaman siswa dalam materi khususnya Proses Bisnis Otomotif. (ps2/fth)
Guru Produktif TBSM SMK Negeri Karangpucung, Kabupaten Cilacap