RADARSEMARANG.COM, Pertumbuhan ilmu pengetahuaan dan teknologi di bidang pendidikan, mengharuskan seorang pendidik harus bisa semakin kreatif dan inovatif dalam proses kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran. Supaya saat melakukan pembelajaran berjalan dengan lancar, diperlukan banyak komponen dari sebuah bahan ajar.
Desain pengembangan bahan ajar perlu memperhatikan model pengembangannya untuk memastikan kualitas bahan ajar dalam menunjang efektifitas pembelajaran, karena pengembangan bahan ajar pada dasarnya merupakan proses yang bersifat linier dengan proses pembelajaran.
Pembelajaran Desain Media Interaktif di Kelas XII SMK Negeri 4 Semarang kompetensi keahlian Multimedia merupakan salah satu pembelajaran berbasis Project Based Learning yang diajarkan adalah membuat aplikasi media Interaktif.
Peran teknologi pendidikan menjadi penting dalam mengimplementasikan pembelajaran bermutu yang mengarah kepada pemecahan persoalan belajar siswa dengan menggunakan sumber belajar berupa; pesan, orang, bahan, peralatan, teknik dan latar.
Salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas belajar siswa dengan memanfaatkan software berbasis android yaitu SAC. SAC merupakan singkatan dari Smart Apps Creator ini adalah satu di antara banyak platform untuk membuat sebuah aplikasi pembelajaran atau game berbasis android dan juga tanpa melalui proses codingan ata tanpa kode pemograman yang sangat rumit, namun alikasi ini dapat menghasilkan beberapa output seperti HTML5 dan exe (Khasanah dkk,2020).
Penggunaan aplikasi Smart Apps Creator ini membantu para siswa untuk membuat sesuatu yang menarik dan juga efektif saat digunakan pada jam belajar berlangsung bahkan dapat digunakan tanpa bantuan internet sekalipun.
Dalam pembuatan media interaktif ini siswa diarahkan menggunakan model ADDIE untuk pembuatan media interkatif yang meliputi 5 tahap yaitu Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation. Model ADDIE adalah salah satu model desain sistem pembelajaran yang memperlihatkan tahapan dasar sistem pembelajaran yang mudah untuk dilakukan.
Tahapan yang pertama adalah menganalisis perlunya pengembangan media interaktif dalam tujuan pembelajaran, atau masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa yang beragam.
Yang kedua adalah tahap desain meliputi beberapa perencanaan pengembangan media interaktif. Penyusunan media interkatif yang mengacu masalah yang kontektual dengan mengkaji kompetensi inti untuk menentukan materi pembelajaran berdasarkan fakta, konsep, prinsip dan prosedur, alokasi waktu pembelajaran, indikator dan instrumen penilaian.
Tahap ketiga adalah berisi kegiatan realisasi rancangan produk dalam hal ini adalah media interaktif. Langkah pengembangan dalam media ini meliputi kegiatan membuat dan memodifikasi media interaktif. Dalam tahap desain telah disusun kerangka konseptual pengembangan media interaktif.
Yang keempat, tahapan implementasi adalah merupakan tahapan untuk mengimplementasikan rancangan media yang telah dikembangkan pada situasi yang nyata di kelas. Yang kelima, evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap pengembangan media interaktif dalam pembelajaran.
Dari seluruh rangkaian model yang sudah dilakukan dapat menciptakan media yang dapat digunakan siswa dalam membuat media interaktif. Mereka dapat memanfaatkan smartphone untuk menjalankan media yang sudah mereka buat. Media interaktif yang dibuat dengan materi pelajaran yang mereka dapatkan sewaktu belajar di kelas XII.
Dari hasil evaluasi guru dalam menilai media yang sudah dibuat siswa, kualitas medianya semakin meningkat yang ditunjukkan dari model desain dan adanya interaksi tombol dan icon yang ada dalam medianya dan soal-soal latihan yang dibuat. Ini menunjukkan bahwa aplikasi SAC cocok untuk digunakan dalam pembuatan media interaktif baik untuk media pembelajaran atau pembuatan game interaktif. (s4/ton)
Guru Multimedia SMK Negeri 4 Semarang