32 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Analisis Cerita Hikayat Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Metode Inkuiri

Oleh : Siti Marwah Nuraeni, S.E, S.Pd

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pemerintah membuat kebijakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Projek ini merupakan bagian dari kurikulum merdeka untuk menanamkan pendidikan karakter. Karakter adalah wujud abstrak dari manusia dalam bentuk perilaku dan kebiasaaan yang dapat menjadi diri bagi individu.

Menurut Prasetyo dan Rivasintha (2013:30) pendidikan karakter sebagai sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan.

Pembelajaran bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran wajib berperan sebagai alat membentuk dan menguatkan pendidikan karakter pada peserta didik. Salah satu pembelajaran yang mampu membawa ke pembentukan karakter salah satunya pembelajaran sastra khususnya menggali nilai-nilai yang terkandung dalam cerita lintas zaman (hikayat).

Cerita lintas zaman (hikayat) adalah prosa lama yang mampu membentuk karakter yang perlu dilakukan oleh pendidik dan peserta didik. Sudjiman (2006:34) menyatakan hikayat adalah jenis cerita rekaan dalam sastra Melayu lama yang menggambarkan keagungan dan kepahlawanan.

Metode yang digunakan menggali nilai-nilai yang terkandung dengan menganalis isi cerita. Setelah membaca, siswa diharapkan memahami nilai yang terkandung di dalam cerita.

Teks cerita hikayat salah satu jenis cerita lama yang dapat dipakai sebagai sarana menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter di kelas. Karena dari contoh cerita lintas waktu bisa dipahami karakteristik ceritanya oleh peserta didik.

Peserta didik mampu membedakan bagaimana kondisi futuristik yang berbeda dengan kondisi zaman mereka. Cerita lama tersebut menunjukkan karakteristik tertentu yang berbeda jauh dengan kondisi saat ini.

Menurut John W. Santrock, character education adalah pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan langsung kepada peserta didik untuk menanamkan nilai moral dan memberikan pelajaran kepada murid mengenai pengetahuan moral dalam upaya mencegah perilaku yang dilarang.

Metode inkuiri sebagai pilihan dalam pembentukan karakter salah satu cara membiasakan peserta didik guna mempunyai karakter berkeinginan menggali hal-hal yang perlu dipahami. Menggali nilai moral dari sebuah cerita menjadi pembiasaan yang mampu digunakan dalam penanaman nilai-nilai karakter dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia.

Peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Bandongan pada tahun 2023 telah menerapkan kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka ini menekankan pembentukan karakter positif pada peserta didik.

Pada semester genap mata pelajaran bahasa Indonesia CP menganalisis cerita lintas zaman menjadi salah satu pembelajaran yang bisa digunakan untuk pembentukan karakter peserta didik.

Dengan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran menganalisis isi cerita, peserta didik lebih antusias dan cepat memahami. Terbukti setelah ulangan harian, hasilnya meningkat. Perolehan nilai peserta didik 50 persen di atas 70.

Dalam pembelajaran metode inkuiri, peserta didik diajak menemukan nilai yang terkandung dari unsur ekstrinsik cerita. Peserta didik menyampaikan temuan nilai moral dalam cerita dan berpendapat atas temuannya.

Dari segi prinsip pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara : ing ngarso sung tulodho ing madya mangun karsa tut wuri handayani sangat cocok pada saat anak menyampaikan penilaian terhadap temuannya.

Salah satu cerita yang ditemukan siswa pada cerita “Keris Empu Gandring.” Cerita tersebut menunjukkan pembelajaran nilai moral untuk selalu berbuat baik dan tidak berbuat jahat demi kekuasaan. Hal tersebut mendorong peserta didik menjadi sosok yang baik di kemudian hari.

Dengan kemampuan menganalisis nilai yang terkandung dalam cerita lintas zaman menggunakan metode pembelajaran inkuiri peserta didik akan semakin bersikap tanggung jawab, baik, dan semakin disiplin dalam keseharian.

Peserta didik di era kurikulum merdeka dituntut mampu berkolaborasi, mandiri, kritis, terhadap hal-hal yang ada di hadapan mereka. Sehingga guru memberikan keleluasaan untuk pengembangan penerapan karakter dengan berbagai metode.

Kegiatan menganalisis sebuah cerita dengan metedo inkuiri diharapkan mampu mendukung terbentuknya karakter positif pada peserta didik. (uj/lis)

Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Bandongan, Kabupaten Magelang


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya