RADARSEMARANG.COM, Pendidikan memiliki peran mengetahui sifat-sifat dan karakteristik anak dalam upaya mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Peran strategis inilah yang kemudian mengarahkan pendidikan pada fungsinya dalam mengembangkan kemampuan peserta didik.
Salah satu masalah pembelajaran di sekolah adalah banyak siswa yang memperoleh hasil belajar rendah. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari luar maupun dari dalam.
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa di antarannya penggunaan metode pembelajaran dan media pembelajaran. Oleh karena itu perlu adanya inovasi dalam pembelajaran.
Pemahaman siswa kelas 5 SD Negeri Toso 1 Kecamatan Bandar, Kabupaten Batang dalam terhadap pelajaran IPA pokok bahasan gaya dan gerak masih rendah. Media sebagai penunjang proses belajar mengajar penggunaannya masih sangat terbatas.
Minimnya gagasan pembelajaran yang berasal dari karakteristik siswa, dan kurang tepat metode pembelajaran yang digunakan.
Agar konsep mata pembelajaran IPA pokok bahasan gaya dan gerak dipahami siswa, guru harus mengetahui dan memahami cara menyampaian materi yang diajarkan. Guru dituntut mengorganisasikan komponen yang ada dalam situasi mengajar.
Guru menerapkan metode mengajar yang menyenangkan dan asyik sehingga siswa antusias dan inovatif dalam mempelajari akibat pengaruh perubahan suhu.
Salah satu upaya untuk mencapai hasil belajar IPA materi akibat pengaruh perubahan suhu yang maksimal adalah dengan penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL).
Model pembelajaran CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata, siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan nyata.
Sistem pembelajaran menggunakan model CTL sebelum dilaksanakan, guru terlebih dahulu membuat desain/sekenario pembelajaran. Gambaran mengenai akibat pengaruh perubahan suhu contohnya kabel listrik, di siang hari kabel listrik mengendur, sedangkan di malam hari kabel listrik terlihat lurus.
Kabel listrik dipasang demikian agar pada malam hari atau pada saat suhu dingin, kabel tidak terlalu tegang atau putus saat mengalami penyusutan.
Strategi pembelajaran ini yang dikemukakan Alwasilah dalam Tukiran Taniredja (2014:17), yaitu ada tujuh. Pertama, pengajaran berbasis problem. Kedua, menggunakan konteks yang beragam. Ketiga, mempertimbangkan kebhinekaan siswa. Keempat, memberdayakan siswa untuk belajar sendiri. Kelima, belajar melalui kolaborasi. Keenam, menggunakan penilaian otentik. Ketujuh, mengejar standar tinggi.
Pada pembelajaran IPA di kelas 5 SD Negeri Toso, guru menerapkan pembelajaran dengan pendekatan CTL sehingga siswa antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Proses pembelajaran dengan metode CTL dapat mengembangkan ide siswa tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran. Serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan.
Model pembelajaran ini sangat cocok diterapkan pada proses pembelajaran, karena menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan guru untuk melihat adanya peningkatan hasil belajar siswa.
Selain itu siswa menjadi antusias dalam belajar di kelas. Karena pembelajarannya dilaksanakan dengan mengutamakan proses kemampuan siswa untuk melakukan pembelajaran dengan mengamati gejala alam melalui percobaan untuk dianalisis dan dibahas yang selanjutnya dikomunikasikan dan disimpulkan.
Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh kemampuan dan keterampilan guru dalam pembelajaran. Guru dalam pembelajaran harus peka dan komunikatif dalam memfasilitasi pembelajaran siswanya.
Interaksi belajar mengajar harus memberikan umpan balik pada siswa agar siswa termotivasi dan aktif belajar dengan penuh tanggung jawab sehingga siswa antusias, senang dan bersemangat untuk belajar dan mendapatkan hasil belajar yang maksimal. (bt2/ton)
Guru Kelas 5 SD Negeri Toso 1 Kec.n Bandar, Kab. Batang