RADARSEMARANG.COM, Kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebenarnya merupakan proses dari kemajuan dunia pendidikan. Sehingga dalam hal ini bisa saling mendukung.
Satu sisi kemajuan dunia pendidikan akan mempercepat perkembangan. Tapi sisi lain guru sebagai pilar pendidikan harus mampu menyerap dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan ditransfer kepada peserta didik.
Kehadiran mata pelajaran Informatika ditingkat sekolah menengah pertama (SMP) memilki peranan penting dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM). Dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Informatika merupakan salah satu cabang keilmuan yang cukup luas karena hampir mencakup dan terkait berbagai hal tentang kehidupan ini.
Dimana kumpulan disiplin informatika meliputi sains maupun teknik yang secara spesifik mengolah data menjadi informasi dengan memanfaatkan seoptimal mungkin teknologi informasi atau komputer.
Pada prinsipnya keilmuan ini lebih menekankan bagaimana suatu data dan informasi dapat diolah sedemikian dengan berbantuan teknologi yang terotomatisasi.
Informatika/ilmu komputer adalah bidang yang sangat menarik, menantang. Saat ini memiliki dampak luas di berbagai bidang kehidupan baik bisnis, industri, maupun kehidupan.
Dalam pembelajaran Informatika pada materi aplikasi pengolah angka yang terdapat banyak pemahaman konsep dan membutuhkan praktek.
Diperlukan kemampuan guru untuk mengelola pembelajaran menjadi menyenangkan dan melibatkan semua peserta didik. Hasil pembelajaran mapel informatika kelas 7, pada kompetensi dasar 3.2 dan 3.4 dengan materi aplikasi pengolah angka di MTs Negeri 3 Demak masih rendah. Dari peserta didik di kelas 7, hanya 35,5 persen yang dapat mencapai hasil di atas KKM (75). Sedangkan 64,5 persen belum mencapai KKM.
Selain itu saat proses pembelajaran masih banyak peserta didik kurang antusias dan pasif. Untuk itu untuk meningkatkan motivasi siswa dan hasil belajar siswa pada materi ini penulis mencoba menggunakan model problem based laerning (PBL).
Menurut Trianto (2010), model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.
Dalam pelaksanaan pembelajaran model pbl aktivitas yang harus dilakukan siswa bukan hanya sekedar mendengar, mencatat, lalu menghafal materi pelajaran, melainkan siswa harus lebih aktif untuk berpikir kritis, komunikasi yang baik, mencari, dan mengolah data yang tepat, akhirnya membuat kesimpulan untuk memecahkan suatu masalah.
Guru menggunakan model ini dengan harapan Peserta didik bisa belajar dengan senang, antusias. Sehingga materi yang diberikan akan terus diingat. Tentunya hasil belajarnya menjadi lebih baik.
Langkah pertama yang dilakukan oleh guru dalam model problem based learning adalah guru menyajikan permasalahan nyata yang banyak dihadapi siswa dan mengajak siswa untuk menetapkan satu masalah yang ingin diketahui.
Langkah kedua guru memfasilitasi peserta didik untuk memamhami masalaha yang teah disajikan, peserta didik berbagi tugas untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Langkah ketiga guru membimbing peserta didik mengumpulkan data. Langkah keempat peserta didik mendiskusikan masalah dan mencari alternatif pemecahan masalah, dan menyusun laporan hasil penyelesaian masalah secara tertulis. Langkah kelima guru membimbing siswa melakukan presentasi dan refleksi.
Model pembelajaran problem based learning (pbl) dapat membuat siswa lebih aktif karena mampu meningkatkan kreativitas peserta didik dalam memilih permasalahan yang mendapat prioritas untuk diselesaikan, mencari alternatif penyelesaian atas permasalahan yang telah ditentukan, dan melakukan presentasi di hadapan kelas. (md1/fth)
Guru Informatika MTs Negeri 3 Demak