RADARSEMARANG.COM, Adanya pandemi memberikan warna tersendiri bagi potret pendidikan negara ini. Ada dua kecenderungan yang terjadi pada siswa selama belajar dari rumah.
Pertama, penurunan kualitas belajar dan kemampuan menangkap materi yang diajarkan. Kedua, penurunan kualitas karakter, etika, adab, sopan santun pergaulan siswa terhadap guru, orang tua dan lingkungannya.
Melihat kondisi tersebut pemerintah mencetuskan kembali pentingnya pendidikan karakter untuk memperbaiki moral generasi bangsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, budi pekerti, moral, dan watak (Arifudin, 2022).
Pendidikan karakter ini diwujudkan dalam Profil Pelajar Pancasila (P3), merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter sesuai nilai-nilai Pancasila (Kemendikbud, 2020).
P3 memiliki enam dimensi yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia; mandiri; bergotong-royong; berkebhinnekaan global; bernalar kritis; dan kreatif.
Penerapan P3 di SMP Negeri 5 Salatiga dilakukan dalam kegiatan intrakurikuler atau pembelajaran. Contoh penerapan P3 dalam pembelajaran IPS yaitu dimensi beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia melalui berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran. Dimensi berkebhinnekaan global melalui penyampaian materi interaksi budaya dan diskusi kelompok.
Dimensi bergotong royong melalui kegiatan diskusi kelompok. Dimensi mandiri melalui kegiatan refleksi tiap siswa. Dimensi bernalar kritis melalui kegiatan diskusi kelompok dan dimensi kreatif melalui project based learning.
Profil Pelajar Pancasila di SMP Negeri 5 Salatiga juga dilaksanakan melalui Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya.
P5 memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar struktur belajar yang fleksibel, interaktif, dan terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila (Kemendikbud, 2021).
Kegiatan P5 dilaksanakan setiap tahun di semua tingkatan kelas. Di SMP Negeri 5 Salatiga kegiatan P5 dilaksanakan 2 tema di setiap semesternya. Pada semester 1 mengambil tema Kearifan Lokal.
Tema ini sesuai dengan materi sosialisasi dalam masyarakat sub sejarah lisan. Pada tema ini siswa melakukan kunjungan, observasi, wawancara dan penyusunan laporan dari sejarah/kearifan lokal yang ada di sekitar yaitu tentang Prasasti Plumpungan, Tebing Breksi, dan Sendratari Ramayana.
Berikutnya tema 2 yaitu Gaya Hidup Berkelanjutan di mana siswa diajak mengelola sampah dan kelestarian lingkungan di sekitar sekolah. Pada semester 2 P5 juga dilakukan dalam 2 tema. Tema 3 yang diambil adalah Bhinneka Tunggal Ika. Tema ini sangat sesuai dengan materi IPS pemberdayaan masyarakat sub materi jenis keragaman budaya.
Pada tema ini siswa tiap kelompok tiap kelas menampilkan hasil karya tentang budaya daerah Indonesia. Terakhir tema 4 adalah Bangunlah Jiwa dan ragaku.
Pelaksanaan P5 di SMP Negeri 5 Salatiga menemui beberapa kendala. Pertama, para siswa masih banyak yang bingung apa yang harus dilakukan. Kedua, siswa belum bisa bekerja sama dengan baik. Kegiatan P5 dilakanakan bagi siswa kelas VII, di mana mereka belum mengenal satu sama lain dan tidak terbiasa berinteraksi secara langsung karena di waktu luangnya di sekolah banyak digunakan untuk bermain HP.
Untuk mengatasi kendala tersebut, diperlukan beberapa strategi agar kegiatan P5 dapat berjalan dengan baik. Pertama, buatlah rancangan kerja atau modul projek dengan jelas dan detail sehingga tidak membingungkan pada saat pelaksanaan. Kedua, lakukan koordinasi rutin antara koordinator projek dengan para guru pelaksana P5. Ketiga, melatih dan membiasakan para siswa untuk saling berinteraksi dan bekerja sama dengan teman-temannya.
Dengan strategi yang tepat dalam diharapkan dapat mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam penerapan P3 maupun P5 di sekolah dan pembelajaran IPS. (ds2/lis)
Guru IPS SMP Negeri 5 Salatiga