RADARSEMARANG.COM, Bermain bagi anak usia dini merupakan suatu proses belajar untuk mendapatkan pengalaman secara langsung dan menyenangkan. Pendidikan anak usia dini diharapkan mampu menstimulasi semua aspek perkembangan dan pertumbuhan anak melalui lingkungan belajar yang kondusif, menarik dan menyenangkan bagi anak.
Dengan bermain anak dapat mengekspresikan kreativitasnya, merasakan objek dan tantangan dalam menemukan sesuatu dengan cara yang baru sehingga semua aspek perkembangan anak dapat berkembang secara optimal.
Kematangan sistem saraf pusat dan perkembangan optimal sistem sensorik menjadi dasar tercapainya perkembangan kognitif, gerak, dan fungsi sensor yang berujung pada tercapainya kecerdasan majemuk.
Kalau sistem sensorik tersebut terstimulasi secara optimal, delapan kecerdasan majemuk yang terdiri atas kecerdasan berbahasa, logika, ruang (spatial), motorik dan kinestetik, musik, intrapersonal, dan interpersonal dapat diraih. Bagaimana input-proses kerja otak, menghasilkan output yang diharapkan (Anne G., 2021).
Realitas sekarang banyak sekolah belum mampu menghantarkan anak untuk berfikir kritis, kreatif, bekerja sama dan berkomunikasi dengan baik. TK Negeri Pembina Kecamatan Temanggung menggunakan media loose part dalam pembelajarannya sebagai salah satu cara untuk menyiapkan anak berfikir kritis dan kreatif.
Karakteristik anak salah satunya kreatif atau suka berimajinasi akan terfasilitasi melalui pembelajaran menggunanakan media loose part. Menurut Siti Aisyah anak usia dini memiliki berbagai karakteristik.
Yakni rasa ingin tahu yang cukup besar, pribadi yang unik, suka berfantasi dan berimajinasi sehingga seringkali membayangkan bahwa saat besar anak ini akan menjadi hal yang mereka inginkan. Daya imajinasi yang dimiliki oleh anak pada usia ini juga berkembang sangat pesat melebihi hal-hal yang dilihatnya.
Kemudian bersikap egosentris atau sifat yang segalanya terpusat terhadap dirinya dan terhadap keinginannya harus selalu dituruti. Bagi anak pada usia ini menurutnya semua hal itu menarik dan menakjubkan.
Saat usia ini jika anak membangun interaksi yang baik dengan orang lain maka konsep dirinya juga terbentuk dengan baik dan anak tersebut dianggap sebagai bagian dari makhluk sosial. Anak usia dini juga merupakan bagian dari makhluk sosial. (https://www.birdsnbees.co.id/blog/karakteristik-anak-usia-dini/, 6 Juli 2020).
Loose part adalah media material lepas yang penggunaannya dapat beragam-ragam. Artinya bahan yang dapat dipindahkan, dibawa, digabungkan, dirancang ulang, dipisahkan dan disatukan kembali dengan berbagai cara (https://paudpedia.kemdikbud.go.id/komunitas-pembelajar/gurukreatif/penggunaan-loose-part-pada-pembelajaran-anak-usia-dini?ref=NTU2LWNlY2QwOWUwZjNh, 13 November 2021).
Penggunaan media loose part di TK Negeri Pembina Kecamatan Temanggung disesuaikan dengan topik yang diangkat saat itu. Media loose part yang digunakan tidak hanya menggunakan barang bekas/benda alam yang ada di sekitar rumah dan sekolah tapi juga menggunakan pabrikan. Contoh sedotan, bebatuan, ranting, tutup botol, botol bekas, daun, bunga, biji-bijian, lego, balok, dan lain-lain.
Tujuan pembelajaran menggunakan loose part untuk meningkatkan kreativitas anak. Kreativitas adalah kemampuan untuk melakukan hal yang berbeda atau melakukan hal yang sama secara berbeda.
Dengan menggunakannya Anda dapat memecahkan banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan perspektif baru. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta.
Pengertian kreativitas lainnya adalah daya cipta (https://www.merdeka.com/trending/pengertian-kreativitas-menurut-para-ahli-pahami-cara-melatih-dan-mengembangkannya.html, 18 Agustus 2022).
Dengan menggunakan media loose part anak anak di TK Negeri Pembina Temanggung tertantang untuk bisa menciptakan sesuatu yang baru dari barang-barang yang sudah disediakan, sehingga kemampuan berfikir kritis dan berimajinasi terasah dengan baik. (ds1/lis)
Guru TK Negeri Pembina, Kec Temanggung, Kabupaten Temanggung