RADARSEMARANG.COM, Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa. Dalam kegiatan pembelajaran terjadi transformasi ilmu pengetahuan dan nilai-nilai sikap, baik sikap spiritual maupun sosial.
Saat pembelajaran berlangsung terjadi interaksi antara guru dengan siswa yang memungkinkan guru untuk mengenali karakteristik, potensi, dan bakat siswa.
Sebaliknya siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki sehingga potensi dan bakat yang dimiliki dapat berkembang secara optimal.
Guru diharapkan mampu mengenali potensi siswa dengan cara melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bersifat aktif. Kegiatan pembelajaran aktif berpusat pada siswa karena model pembelajaran ini menuntut keaktifan siswa.
Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing sehingga siswa memiliki kesempatan yang luas untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki.
Proses pembelajaran yang dilakukan sebagian besar guru saat ini masih berpusat pada guru, artinya guru yang aktif dan dominan dalam pembelajaran. Salah satu indikator yang menunjukkan guru masih dominan adalah guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah sehingga siswa pasif dan sebagai pendengar.
Model pembelajaran tersebut membuat siswa jenuh dan bosan sehingga motivasi belajar menurun dan kesulitan memahami materi pelajaran.
Pembelajaran yang pasif menyebabkan siswa kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut guru perlu menggunakan media pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar sehingga diperoleh hasil belajar yang maksimal.
Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan mempunyai semangat dan sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran serta akan memacu semangat bersaing dengan temannya, menumbuhkan iklim belajar yang baik sehingg tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai harapan.
Guru harus mampu mendesain dan memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tema dan capaian pembelajaran yang harus dikuasai siswa.
Menurut Miftahul Huda dalam Isok’atun (2018:26) berpendapat bahwa model pengajaran sebagi rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum. Mendesain materi-materi instruksional dan memandu proses pengajaran di ruang kelas atau setting yang berbeda.
Media pembelajaran yang dipilih guru hendaknya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan peserta didik, sumber belajar, dan daya dukung yang dimiliki guru dan sekolah. Pembelajaran dengan menggunakan model Contectual Teaching and Learning (CTL) berbasis media powerpoint (PPT) dapat meningkatkan motivasi, aktivitas, dan hasil belajar peserta didik.
Contectual Teaching and Learning (CTL) merupakan model pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga siswa didorong dapat menerapkannya dalam kehidupan.
Manfaat pembelajaran model CTL yaitu melatih siswa agar dapat berpikir kritis sesuai dengan situasi dunia nyata siswa, mengajak peserta didik pada aktivitas yang mengaitkan materi pelajaran dengan penerapan pada kegiatan sehari-hari.
Menurut Isrok’atun (2018:64) ada tujuh komponen dalam pembelajaran yang menerapkan model CTL yaitu konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian otentik.
Model pembelajaran CTL dapat diterapkan pada siswa dengan berbasis media powerpoint. Menurut Azhar Arsyad (2019:164) powerpoint adalah salah satu program presentasi yang banyak digunakan orang untuk mempresentasikan slidenya.
Menggunakan media presentasi dalam pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar dan dapat mencerna materi dengan baik. Karena mampu menampilkan tulisan, gambar, foto, diagram, grafik, dan animasi sehingga dapat menjadi sesuatu yang menarik bagi siswa.
Dengan demikian pembelajaran menerapkan model CTL berbasis PPT dapat meningkatkan motivasi, aktivitas dan hasil belajar siswa. (uj/lis)
Guru SDN Banyurojo 1, Kec. Mertoyudan, Kabupaten Magelang