31 C
Semarang
Saturday, 3 May 2025

Pendidikan Karakter di Era Digital

Oleh : Drs. H. Moh Soef, M.Ag

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Perkembangan digital yang semakin pesat memaksa kita harus mengikutinya agar tidak ketinggalan zaman.

Perkembangan teknologi digital yang pesat membuat apapun bisa kita akses tanpa kesulitan. Tanpa guru anak-anak dengan mudah mendapatkan materi pembelajaran dari berbagai web browser.

Hal ini menyebabkan mereka kurang menghargai sosok seorang guru. Apalah artinya pendidikan tinggi jika tidak disertai dengan karakter yang baik?

Masih banyak sekolah dan orang tua yang mementingkan aspek kognitif anak daripada psikomotoriknya. Banyak orang tua berlomba-lomba memasukkan anak-anak mereka ke lembaga pendidikan, baik pendidikan formal maupun nonformal yang bonafid demi mengejar kecerdasan intelektual mereka.

Selain itu masih banyak guru di sekolah yang hanya mengajar dengan knowledge transfer tanpa memperhatikan karakter anak baik di dalam maupun di luar kelas. Baik terhadap guru maupun teman-temannya. Apalah artinya IQ yang tinggi tanda didasari karakter yang baik?

Intelektual yang tinggi tidak menjamin seseorang sukses dalam kehidupannya. Menurut Daniel Goleman dalam bukunya tentang kecerdasan ganda atau multiple intelligences (1996), menjelaskan bahwa 80% kecerdasan emosional dan sosial diperlukan dalam kehidupan, sedangkan kecerdasan intelektual hanyalah 20% saja.

Dengan demikian dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak untuk saling menyadari tentang peran dan tanggung jawab masing-masing dalam pembentukan karakter anak.

Di era digital saat ini banyak pilar karakter yang harus kita tanamkan kepada anak-anak penerus bangsa, salah satunya adalah menghargai orang lain. Hal ini dapat dilakukan dimulai dari menanamkan pada diri kita maupun anak-anak sehingga dapat meminimalkan perundungan yang marak terjadi akhir-akhir ini.

Selain itu harus ditanamkan juga pilar karakter kejujuran. Secara keseluruhan, kejujuran merupakan pondasi awal yang penting dalam kehidupan dan dapat membantu kita mencapai keberhasilan.

Saat ini sudah banyak sekolah yang mulai mengintegrasikan pendidikan karakter dengan mata pelajaran yang diajarkan oleh guru. Mereka diajarkan bagaimana cara bersikap yang baik terhadap orang tua, guru-guru ataupun lingkungan tempat hidup khususnya dengan menerapkan profil pelajar Pancasila.

Meliputi beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong-royong, berkebhinnekaan global, bernalar kritis dan kreatif.

Mudah-mudahan dengan diterapkannya pendidikan karakter di sekolah, semua potensi kecerdasan anak akan dilandisi oleh karakter pada profil pelajar Pancasila. Yang dapat membawa mereka menjadi orang yang diharapkan sebagai penerus bangsa, yang berpegang teguh kepada karakter yang diharapkan.

Mendidik karakter tidak semudah membalikan telapak tangan, oleh karena itu mari kita ajarkanlah kepada anak bangsa pendidikan karakter sejak saat ini. (pf/lis)

Kepala MAN Demak


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya