32 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi dan KSE di Sekolah Dasar

Oleh : Titi Wijayanti S.Pd.SD.

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak bisa diberi perlakuan yang sama. Pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti guru harus mengajar dengan 18 cara yang berbeda untuk mengajar 18 murid.

Bukan juga membeda-bedakan murid. Namun dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil, Selama ini, pembelajaran masih mengutamakan kemauan guru. Tanpa memperhatikan kebutuhan belajar murid yang terdiri atas tiga aspek. Yaitu kesiapan belajar (readiness) murid, minat murid, dan profil belajar murid.

Pembelajaran di kelas harus memperhatikan perilaku murid ke diri sendiri, orang lain dan lingkungan serta sosial emosional. Pembelajaran sosial emosional merupakan proses mengembangkan keterampilan, sikap, nilai yang diperlukan memperoleh Kompetensi Sosial Emosional (KSE) sebagai modal peserta didik dalam berinteraksi.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada murid. Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik.

Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang optimal.
Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional, pendidik harus melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid.

Merancang strategi pembelajaran dengan memperhatikan ketiga aspek kebutuhan belajar dan strategi belajar pembelajaran berdiferensiasi yang diterapkan. Seperti diferensiasi konten, proses, dan produk untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi dengan kompetensi sosial emosional pada pembelajaran tema: Diriku, sub tema: Tubuhku, materi Posisi dan Jarak yang Tepat Saat Duduk dan Membaca, Mengenal Bilangan 1–10, Menentukan Waktu yang Tepat untuk Tidur di Malam Hari dan Bangun di Pagi Hari kelas I di SD Negeri 1 Peron dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning pada materi Computational Thinking.

Dalam pembelajaran ini, peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan a) kegiatan pembukaan: peserta didik yang mendapat giliran memimpin doa, mengucapkan salam dan melakukan tepuk belajar. (KSE- Pengelolaan Diri–Mengelola Emosi Dan Fokus). b) kegiatan inti: 1) pemberian rangsangan, peserta didik menyimak materi dari link Youtube (anak visual dan auditori), peserta didik bergabung dalam kelompoknya. 2) Identifikasi masalah, peserta didik diberikan kesempatan bertanya terkait permasalahan yang dihadapi kelompoknya. 3) Pengumpulan data, peserta didik kerja sama dalam kelompok (KSE- Kesadaran sosial & Keterampilan Berelasi). 4) Pengolahan Informasi, Peserta didik secara kolaboratif dalam kelompoknya mengolah data hasil. Sebelum melakukan presentasi peserta didik melakukan ice breaking adu formasi panjang yang dipandu guru. 5) Pembuktian, presentasi hasil kasus kelompoknya (KSE- Kesadaran Sosial dan Keterampilan Berelasi). 6) Generalisasi, peserta didik lain dan guru memberikan tanggapan terhadap presentasi. c) Kegiatan penutup. Guru melakukan refleksi dan mengakhiri kegiatan pembelajaran (KSE- Pengelolaan Diri – Mengelola Emosi Dan Fokus).

Tantangan melaksanakan pembelajaran ini adalah waktu yang diperlukan cukup lama sehingga perlu sekali merancang pembelajaran baik itu metode, media, pemetaan siswa, dan presentasi siswa. Sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan dengan maksimal. Namu harus tetap dapat bersikap positif, dengan cara, terus belajar dan berbagi pengalaman dengan teman sejawat lainnya yang mempunyai masalah yang sama dengan kita (membentuk Learning Community).

Saling mendukung dan memberi semangat dengan sesama teman sejawat. Menerapkan apa yang sudah diperoleh dan bisa diterapkan, meskipun belum maksimal. Terus berusaha untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses pembelajaran yang sudah diterapkan. (*/ida)

Guru SD Negeri 1 Peron, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya