RADARSEMARANG.COM, TUJUAN pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar pada dasarnya mencakup dua sasaran, yaitu sasaran yang bersifat kognitif dan sasaran yang bersifat praktis.
Sasaran pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) secara kognitif adalah untuk memberikan pengetahuan dasar sosial agar siswa mampu memahami dan menelaah secara rasional komponen-komponen dari individu, kebudayaan dan masyarakat sebagai suatu sistem.
Sementara itu sasaran yang bersifat praktisnya adalah untuk mengembangkan ketrampilan sikap dan perilaku siswa yang rasional dan kritis dalam menghadapi kemajemukan masyarakat, kebudayaan, situasi sosial serta berbagai masalah sosial yang ditemukan.
Dilihat dari tujuan di atas tentunya Ilmu Pengetahuan Sosial sangatlah penting bagi siswa, tetapi pada kenyataannya pembelajaran IPS selama ini cenderung terpusat pada guru (teacher centered) yang didominasi oleh metode tradisional (ceramah).
Guru dianggap sebagai gudang ilmu yang mendominasi kegiatan belajar sehingga apa yang disampaikan guru didengar siswa tanpa ada komentar dan tugas siswa adalah mencatat apa saja yang diterangkan guru dan mengerjakan tugas-tugas.
Proses pembelajaran yang terpusat pada guru ini menyebabkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS tidak berkembang secara optimal, akibatnya siswa pasif dalam belajar, dan siswa kurang termotivasi untuk menambah ilmunya dari sumber lainnya karena menganggap guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
Beberapa masalah yang terjadi di kelas enam SD Negeri Sidorejo Lor 04 di antaranya adalah kurangnya semangat belajar siswa, kurangnya dorongan atau motivasi dari orang tua, siswa kurang aktif dalam pembelajaran, kurangnya minat dan konsentrasi siswa untuk belajar IPS bahkan tidak peduli terhadap pelajaran, kurang tersedianya media yang kurang menarik perhatian siswa, pendekatan pembelajaran yang kurang tepat, kurangnya persiapan guru dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan materi, situasi dan kondisi siswa dan kondisi kelas, sarana dan prasarana yang kurang.
Permasalahan ini jika tidak segera diatasi dikhawatirkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Kompentensi Dasar menganalisis posisi dan peran Indonesia dalam kerja sama di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi, dan pendidikan dalam lingkup ASEAN akan semakin menurun sehingga penulis mencari metode yang tepat dalam pembelajaran IPS.
Suatu cara yang dianggap tepat untuk menetralisir permasalahan dalam pembelajaran IPS di atas yaitu melalui penggunaan strategi pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Division (STAD).
Model pembelajaran STAD adalah salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan cara membagi peserta didik dalam beberapa kelompok kecil dengan kemampuan akademik yang berbeda-beda agar saling bekerjasama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran (Huda, 2015, hlm. 201).
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
Dalam menerapkan strategi pembelajaran STAD penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama tahap persiapan pembelajaran guru menentukan / membatasi materi yang akan diberikan termasuk lembar kerja siswa dan soal quiz, pembagian kelompok terdiri 4-6 orang secara heterogen.
Kedua guru menginfomasikan materi kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran, menekankan kepada siswa bahwa belajar adalah memahami makna bukan hafalan, mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin, memberikan penjelasan mengenai benar atau salahnya jawaban suatu pertanyaan.
Ketiga siswa mempelajari materi dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru dalam LKS, setelah materi dipelajari dan didiskusikan secara kelompok, siswa diberi tes untuk menguji pemahaman siswa. Hasil tes sebagai nilai perkembangan individu dan skor kelompok. Penerapakan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif STAD akan memberikan hasil optimal.
Setelah penulis menerapakan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif STAD, terlihat adanya perubahan yang terjadi pada siswa kelas 6 SD Negeri Sidorejo Lor 04 diantaranya adalah hasil belajar siswa meningkat, menambah motivasi dan semangat belajar siswa, siswa lebih senang dan antusias mengikuti pelajaran IPS, siswa menjadi lebih aktif dalam berdiskusi, bertanya hal-hal yang tidak dimengerti, dan menanggapi kelompok lain ketika presentasi hasil diskusi.
Manfaat-manfaat yang didapat dengan menggunakan strategi pembelajaran STAD antara lain: Mendorong keaktifan siswa dalam belajar. Membangkitkan minat dan kemampuan bekerja sama, saling menghargai, dan peduli. Meningkatkan motivasi belajar siswa. Meningkatkan kemampuan akademik. Meningkatkan kehidupan sosial. (ds1/zal)
Guru SD Negeri Sidorejo Lor 04 Kota Salatiga