RADARSEMARANG.COM, DI zaman yang semakin canggihnya peranan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang saat ini, segala sesuatu dapat diselesaikan dengan cara yang praktis dan mudah.
Ini mendorong terjadinya perubahan pembentukan karakter pada generasi muda, informasi yang serba cepat sangat mempengaruhi pola pikir baik emosional, intelektual bahkan sosial, tanpa kami sadari, teknologi yang ada saat ini bisa berubah menjadi dampak ancaman tersendiri, salah satu faktor yang mengakibatkan lahirnya manusia-manusia individual dan egois.
Orang cenderung melakukan hal-hal yang lebih pragmatis untuk berinteraksi sosial. Melakukan kontak sosial secara langsung diasumsikan sebagai sesuatu yang ribet, tidak memberi keuntungan, membuang waktu, bahkan dikatakan ketinggalan zaman.
Karena itulah, penulis menerapkan variasi metode dalam pembelajaran mapel informatika dan produk kreatif kewirausahaan. Metode pebelajaran yang biasanya diterapkan di dalam kelas maupun di laboratorium komputer, sangat menjenuhkan.
Apalagi penulis menggunakan penjadwalan model sistem blok, sehingga waktu yang tersedia cukup lama. Penulis dalam satu hari mengajar hingga delapan jam dalam satu kelas. Hanya ada jeda pada jam istirahat.
Bisa dibanyangkan jika hanya satu metode pembelajaran, dengan model ceramah, tentunya sangat melelahkan dan menjenuhkan. Selain itu, belum tentu hasil capaiannya sesuai harapan. Sebenarnya tidak semua pembelajaran harus bersumber menggunakan media teknologi, tapi harus dibuat variasi dengan bersumber lingkungan sekitar yang relevan.
Sesuai riset yang dilakukan banyak ahli, pembelajaran interaktif secara signifikan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik secara kualitas dan kuantitas (Riyana, 2006). Sehubungan hal tersebut, perlu adanya inovasi media pembelajaran.
Salah satu yang penulis lakukan adalah melakukan variasi metode yang penulis ambil adalah outing class. Dengan harapan akan membuat suasana yang berbeda dan terciptanya ekosistem pembelajaran yang efektif, relevan, menyenangkan, dan bermakna sesuai konteks materi yang diajarkan. Bukan didasarkan dari teori saja, tapi juga pembuktian di lapangan secara langsung.
Berbekal kolaborasi dari Komunitas Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) yang penulis ikuti selama ini, selain menambah wawasan juga mampu mengubah mindset dalam mendidik siswa yang memanusiakan.
Penulis berupaya mentransformasikan lingkungan belajar yang positif, menyenangkan, aman, dan membangkitkan semangat belajar siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Baik untuk pendidikan keterampilan dan kepribadian.
Adapun tanggapan postif dari hasil refleksi pembelajaran dengan metode outing class ini, dalam satu kelas yang terdiri atas 36 siswa, ternyata sangat senang, antusias, dan motivasi belajarnya berbeda dengan pembelajaran yang sebelumnya yang berada di dalam kelas. Bahkan, tidak hanya hardskill yang didapatkan, tapi softskill juga.
Siswa mendapatkan informasi secara langsung dari lingkungan sekitar yang relevan sesuai topik materi.
Ini jauh lebih efektif. Penulis tidak perlu banyak menyampaikan materi tersebut, tinggal menegaskan kembali dan merefleksi dari pembelajaran tersebut. Akhirnya, tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.
Dengan model outing class, akan memberikan ruang kebebasan bagi siswa, menambah pengetahuan dan kecintaan terhadap lingkungan sekitar, mengurangi kejenuhan dalam belajar sehingga mudah menerima informasi.
Selain itu, menambah kepedulian dengan alam sekitar, meningkatkan kemampuan dalam bercerita, merangsang kreativitas, menambah pengetahuan guru dalam merencanakan strategi pembelajaran dan meningkatkan motivasi belajar.
Pada akhirnya, terpenting bukan tentang membuat konten pembelajaran, namun terkait bagaimana membuat aktivitas belajar yang menyenangkan, relevan dengan kehidupan nyata, dan bermakna.
Pembelajaran menyenangkan, efektif, dan relevan, adalah bisa dicapai dengan melibatkan partisipasi aktif peserta didik dan melibatkan lingkungan sekitar sebagai kolaborasi. Kemudian tidak serta merta menyeragamkan bentuk-bentuk penugasan. Dalam arti, peserta didik perlu diberi keleluasaan untuk mengeksplorasi sesuai kemampuan masing-masing.
Sedangkan pembelajaran yang relevan adalah ketika aktivitas belajar yang diberikan relevan dengan kehidupan siswa. Dalam arti, siswa bisa mengaitkan materi yang diperoleh dengan penerapannya di lingkungan sekitar untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Demikianlah pengalaman penulis dengan variasi metode ini, penulis tidak lagi terpaku di dalam kelas atau di laboratorium untuk menuntaskan segala tuntutan materi dari kurikulum. Tetapi lebih mengedepankan dampak langsung bagi peserta didik. Lebih mengedepankan ekosistem lingkungan belajar yang baik, berguna, dan bermakna bagi peserta didik.
Salah satu bentuk kegiatan outing class di lingkungan sekitar adalah dengan melibatkan wirausaha pedangang kaki lima dan jasa cuci motor, sesuai dengan tema yang dipelajari pada waktu itu “sikap dan prilaku wirausahawan.” (ps1/ida)
Guru SMK Negeri 1 Jambu, Kabupaten Semarang